Minggu, 01 Juli 2012

LAYANAN LAPORAN KONSELING KOMUNITAS KONSELING KOMUNITAS STUDY KASUS PADA PENGAMEN JALANAN Dosen pengampu : Sukoco kw,M.Pd Disusun oleh Nama : Siti Pebrianti NPM : 1110500144 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2012 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul……………………………………………………………………………i Bab I PENDAHULUAN • A.Latar belakang masalah………………………………………………………1 • B.Tujuan Penelitian...............................................................................................2 • C.Manfaat Penelitian………………………………………………………….....3 • D.Permasalahan.....................................................................................................3 Bab II PEMBAHASAN • A.Definisi Pengamen..............................................................................................4 • B.Macam & Jenis-Jenis Pengamen Jalanan........................................................5 • C.Identitas Pengamen............................................................................................7 • D.Dokumentasi.......................................................................................................8 • E.Faktor Yang Mempengaruhi Konseli Menjadi Pengamen.............................9 • F.Solusi....................................................................................................................10 Bab III PENUTUP • Kesimpulan………………………………………………………………….......12 • Saran……………………………………………………………………….........13 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang masalah Masa depan Indonesia ada di pundak generasi penerus bangsa. Merekalah yang akan membangun bangsa ini kelak dengan pengetahuan dan kemampuannya bersaing di dunia global. Membawa bangsa Indonesia dalam percaturan politik, ekonomi, dan kebudayaan bersama bangsa-bangsa lain di panggung dunia. Tanggungjawab generasi penerus bangsa ini bukan main, perlu pembekalan melalui pembelajaran yang matang dan mantap, sehingga tidak tergoyahkan oleh tradisi politik dan kebudayaan yang malas dan korup.Harapan bangsa ini kepada generasi penerus, yaitu anak-anak Indonesia sungguh besar, akan tetapi harapan itu sekaligus menjadi keraguan tatkala melihat kenyataan saat ini. Yaitu banyak generasi penerus yang tidak mampu mengenyam pendidikan yang layak dan tuntas. Masih banyak generasi penerus yang terlantar di jalanan, di tempat yang tidak semestinya mereka berada. Namun demikian, itulah kenyataan hidup generasi penerus bangsa saat ini. Hidup di bawah terik matahari dan menghirup asap kendaraan setiap harinya. Tidur pun mereka di selasar pertokoan bersama orang tua mereka yang memilih hidup di jalanan. Pengamen jalanan kini sudah menjadi pilihan mereka yang hidup dalam kemiskinan ekonomi dan kemiskinan pengetahuan. Anak-anak umur belasan tahun secara terpaksa menengadah tangannya di pintu-pintu angkutan kota, di dalam bis kota, bahkan juga di perempatan jalan kota-kota besar di Indonesia. Ada apa dengan kita yang selalu melihat ke atas, melihat kekuasaan hingga terjebak dalam lingkaran politik yang menyesatkan moral? Sering kali kita lupa melihat saudara kita yang hingga saat ini masih mencari nafkah dengan meminta-minta.Kehadiran anak jalanan tidak bisa dilepaskan dari keberadaan kota-kota besar. Anak jalanan merupakan fenomena kota besar di mana saja. Semakin cepatperkembangan sebuah kota semakin cepat pula peningkatan jumlah anak jalanan.Kehidupan di kota-kota besar yang tampak serba gemerlap dengan pernik-pernik kebebasannya ibarat sinar lampu yang mengundang anai-anai. 1 Alasan ekonomi selalu menjadi prioritas untuk diungkapkan jika ditanya apa sebab pengamen melakukan pekerjaan itu. Lalu, apakah persoalan tersebut juga harus dibaca dengan sudut pandang kesenjangan sosial ekonomi semata? Pengamen merupakan salah satu kelompok pinggiran yang tidak bisa dilihat hanya dari bagaimana mereka mempertahankan hidup, tapi juga bagaimana perkembangan kota selalu mempengaruhi kehidupannya. Mereka juga mampu membuka mata mengenai peran kontribusinya yang setiap saat selalu ditutup-tutupi oleh wacana kota yang “bersih, indah dan nyaman”.Banyaknya anak jalanan yang menempati fasiltas-fasilitas umum di kota-kota,bukan melulu disebabkan oleh faktor penarik dari kota itu sendiri. Sebaliknya adapula faktor-faktor pendorong yang menyebabkan anak-anak memilih hidup di jalan. Kehidupan rumah tangga asal anak-anak tersebut merupakan salah satu faktor pendorong penting. Banyak anak jalanan berasal dari keluarga yang diwarnai dengan ketidakharmonisan, baik itu perceraian, percekcokan, hadirnya ayah atau ibu tiri, absennya orang tua baik karena meninggal dunia maupun tidak bisa menjalankan fungsinya. Hal ini kadang semakin diperparah oleh hadirnya kekerasan fisik atau emosional terhadap anak. Keadaan rumah tangga yang demikian sangat potensial untuk mendorong anak lari meninggalkan rumah. Faktor lain yang semakin menjadi alasan anak untuk lari adalah faktor ekonomi rumah tangga. Dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, semakin banyak keluarga miskin yang semakin terpinggirkan. Situasi itu memaksa setiap anggota keluarga untuk paling tidak bisa menghidupi diri sendiri. Dalam keadaan seperti ini,sangatlah mudah bagi anak untuk terjerumus ke jalan. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui ada tidaknya motivasi kerja pengamen 2. sebab – sebab menjadi pengamen 2 C. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan motivator/pendorong semangat bagi para pelaku pekerja jalanan terutama pengemen agar lebih termotivasi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan pekerjaan jalanan dan dalam bekerja sebagai pekerja jalanan para pengamen dapat bekerja, dengan memahami peran dan tanggung jawab pekerjaannya agar dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam pekerjaannya tidak merugikan masyarakat pada umumnya dan diri mereka sendiri pada khususnya dimana pengamen melakukan pekerjaannya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat dengan tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. 2. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai revrensi peneliti lain yang hendak meneliti hal yang sama sehingga mampu menambah wacana pemikiran untuk lebih memperdalam khasanah ilmu pengetahuan psikologi terutama dalam pembahasan mengenai motivasi kerja terhadap pengamen C.Permasalahan 1. Faktor ekonomi 2. Faktor lingkungan 3. Tidak memiliki keterampilan 3 BAB II PEMBAHASAN A.Definisi Pengamen Pengamen adalah seseorang yang kerjanya mengamen atau seseorang yang kerjanya menyanyi dengan peralatan seadanyayang biasanya banyak kita temukan di pinggir – pinggir jalan raya.Tidak hanya dipinggir jalan raya saja tetapi juga terkadang kita temukan di tempat- tempat makan yang terletak di pinggiran jalan, di terminal –terminal bus,bahkan sedang menaiki kendaraan umun seperti bus kota atau mikrolet tak jarang kita temukan pengamen.Di atas tadi telah disebutkan bahwa peralatan yang dipakai pengamen jalanan cukup sedrhana Yang sering kita lihat selama ini yaitu mereka hanya bermodalkan sebuah gitar,entah itu gitar yang berukuran standart ataupun gitar yang berukuran kecil.Bahkan ada juga yang hanya bermodalkan tepuk tangan saja.Yang dimaksud tepuk tangan disini yaitu mereka bernyanyi dengan iringan tepuk tangannya sendiri ada juga pengamen yang bernyanyi dengan iringan beras yang dimasukan kedalam botol- botol plastik lalu mereka kocok- kocok sesuai bagaimana iringan lagu untuk lagu yang sedang mereka bawakan .Umur dari pengamen ini beraneka ragam dari mulai usua anak-anak, remaja, bahkan dewasa, bahkan suda tidak sedikit pula pengamen yang sudah berumur.Pengamen cilik atau masih anak- anak biasanya pengamen hanya dengan bernyanyi saja tanpa iringan alat apapun tetapi ada juga yang menggunakan tepukan tangannya sendiri atau botol plastik diisi pasir atau beras bahkan juga ada yang memakai kecrekan.Mrekeka idak selalu mengamen sendiri,terkadang mereka juga melakukannya engan berkelompok.Ada juga pengamen yang bisa dibilang dalam usia remaja.Kebanyakan dari mereka mengamen dengan menggunakan gitar akuistik 4 B.Macam & Jenis-Jenis Pengamen Jalanan Seperti kita tahu bahwa salah satu profesi yang paling favorit dijalankan oleh orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah menjadi pengamen baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga bisa hanya memainkan alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari pendengar ngamenan.Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan banci / bencong, anak punk, preman, pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seksi nan minim, dsb. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis pengamen : 1. Pengamen Baik Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang. 2. Pengamen Tidak Baik Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan. 5 3. Pengamen Pengemis Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun ngawur seenak udel sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengakul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari uang. 4. Pengamen Pemalak / Penebar Teror Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum. 5. Pengemen Penjahat Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya. Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain. 6. Pengamen Cilik / Anak-Anak Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis daripada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini bisa dipaksa menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai motif. Sebaiknya JANGAN DIBERI UANG agar tidak ada anak-anak yang menjadi pengamen. Mereka seharusnya tidak berada di jalanan. 6 Beberapa minggu yang lau saya melakukan study kasus kedaerah pasar pagi kota pemalang,saya menemui beberapa komunitas pengamen diantaranya adalah C.Identitas Pengamen Nama:Sarwito Umur:16 tahun Alamat:Wanarejan ,Kab.Pemalang Pekerjaan :Pengamen Sarwito adalah seorang pengamen yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah,namun karena tidak adanya biaya maka pada kelas dua SMP dia putus Sekolah karena orangtuanya tidak mampu lagi membiayai Warsito.Sulung dari tiga bersaudara ini sudah sejak kelas satu SMP ayahnya meninggal dan ibunya yang hanya bekerja sebagai penjual gorengan tidak mampu membiayai Warsito lagi,apalagi Warsito sebagi tulang punggung keluarga merasa punya tanggung jawab untuk ikut membantu ibunya yang janda itu untuk membantu membiayai kedua adiknya yang sekarang masih duduk dibangku sekolah Dasar.Lingkungan ditempat tinggal Warsito juga sangat mempengaruhi sehingga Warsito sekarang menjadi pengamen karena dilingkungannya kebanyakan seusia Warsito bekerja menjadi pengamen. D.Dokumentasi 7 Dari deskripsi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor atau permasalahan yang menyebabkan Warsito menjadi pengamen adalah faktor ekonomi,faktor lingkungan,tidak adanya keterampilan, serta tingkat pendidikan yang relatf rendah. 8 E.Faktor Yang Mempengaruhi Konseli Menjadi Pengamen 1. Faktor ekonomi Pendidikan adalah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia yang sekaligus dapat membedakan antara manusia dengan hewan. Hewan juga belajar, tetapi lebih ditentukan oleh instiknya. Sedangkan bagi manusia belajar berarti bahwa rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna mencapai sebuah kehidudpan yang lebih berarti. Oleh karena itu pendidikan atau yang lebih sering kita kenal dengan istilah sekolah adalah merupakan bagian dari suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Sekolah dalam hal ini pendidikan menempati posisi yang sangat sentral da nstrategis dalam membangun kehidupan secara tepat dan terhormat.Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan. Setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan, baik secara formal, informal maupun non formal, sehingga pada gilirannya ia akan memiliki mental, akhlak, moral dan fisik yang kuat serta menjadi manusia yang berbudaya tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Namun jika kita melihat kenyataan dalam melaksanakan, khususnya dilingkungan Warsito ternyata kebanyakan anak-anak remaja mereka banyak yang putus sekolah dan memilih bekerja untuk membantu orang tua dalam hal menambah penghasilan orang tuanya. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya remaja putus sekolah.Faktor lain yang menyebabkan banyaknya remaja putus sekolah adalah kurangnya ikhwal serta peranan orang tua dan juga banyaknya pengaruh lingkungan sosial.Selain itu peranan dari pemerintah juga sangat penting dalam membantu pendidikan di Indonesia ini dengan memberikan bantuan BOS Bantuan Operasional Siswa terutama pada siswa yang kurang mampu sehingga dapat mengurangi angka kenaikan putus sekolah karena faktor ekonomi. 2. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita.Pada dasarnya lingkungan yang paling mempengaruhi pertumbuhan anak anak adalah lingkungan keluarga karena keluarga merupakan lingkungan pertama dalam sebuah kehidupan,kemudian selanjutnya adalah lingkungan sekolah dimana terjadi suatu interaksi anatara yang satu dengan yang lainnya . 9 Seperti hasil study kasus yang saya lakukan pada Warsito ,ditempat tinggal Warsito lingkungan yang sebagian besar anak anak remaja tiak melanjutnya sekolah karena faktor ekonomi, mereka lebih memilih bekerja untuk membantu orang tua daripada sekolah sebagai bekal dalam kehidupan mereka.Warsito putus sekolah karena faktor ekonomi namun lingkungan ditempat ia tinggal juga sangat mempengaruhi. 3. Keterampilan sebagi modal untuk bekerja Pada dasarnya keterampilannya sangat penting bagi anak anak yang putus sekolah seperti Warsito sebagai bekal untuk bekerja ,misalnya keterampilan menjahit, keterampilan pertukangan, keterampilan perbengkalan.Jika orang tua sudah tidak mampu membiayai anaknya Sekolah ,maka alternatif yang dilakukan adalah anak dimasukan dalam sebuah yayasan.Dengan demikian, pelayanan kesejahteraan sosial anak berbasis institusi/panti asuhan adalah alternatif terakhir, jika pengasuhan berbasis keluarga benar-benar tidak dapat dilakukan. Semua upaya dimaksud didasarkan pada prinsip bahwa lingkungan yang terbaik agar anak tumbuh kembang secara maksimal adalah dalam asuhan dan perlindungan orang tua/keluarga,namun dalam hal pendidikan anak hendaknya orang tua berusaha semaksimal mungkin agar mendapat pendidikan yang layak.Jika benar benar sudak tidak mampu membiayai anak Sekolah,maka anak dimasukan dalam yayasan sebagai alternatif.Selain itu,dalam penentuan alternatif pengasuhan tersebut, anak juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan sesuai dengan prinsip kepentingan terbaik anak. Hal ini, lanjutnya, untuk mengubah paradigma pelayanan kesejahteraan sosial berbasis keluarga seperti penjangkauan (outreach), home care services, reunifikasi dan reintegrasi keluarga secara bertahap, namun tetap memberikan pengasuhan pada anak-anak yang kehilangan asuhan dalam keluarga. F.Solusi Tidak ada solusi yang ampuh untuk mengatasi masalah sosial ini. Mereka hadir di jalanan karena kita memberi peluang kepada mereka untuk meneruskan “profesinya”. Dengan tetap memberi mereka recehan uang, mereka akan terus bergerilya di jalanan karena merasa sangat mudah mencari uang tanpa perlu kerja keras. Seharusnya tugas negaralah untuk mengentaskan mereka dari kepapaan hidup, karena di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “anak yatim dan orang-orang terlantar dipelihara oleh negara”. Tetapi tampaknya Pemerintah Kota (wakil negara) membiarkan kaum jalanan ini tetap beraksi. 10 Razia yang dilakukan terhadap mereka tidak efektif sebab setelah dilepaskan mereka akan kembali lagi ke jalan.Kita yang sering terenyuh dengan pengemis dan pengamen jalanan sering dibuat serba salah. Jika tidak diberi uang, ada perasaan seakan diri kita kikir, tetapi jika diberi uang mereka semakin ketagihan dan akan terus berada di jalanan. anak-anak yang mengamen kita jangan memberi mereka uang, tetapi berilah biskuit atau penganan agar mereka tidak kekurangan gizi. Alasannya adalah pengamen anak-anak ini kemungkinan besar menggunakan uang hasil mengamen untuk membeli kebutuhan yang bersifat merusak tubuh mereka seperti rokok, minuman atau makanan berwarna, bahkan mungkin saja untuk ngelem atau untuk narkoba. Jadi, siapkan di mobil anda permen, biskuit, atau roti ketimbang uang receh. Itu jika anda tetap berniat memberi. 11 BAB III PENUTUP Citra kriminalitas mudah melekat pada pengamen. Pengamen dianggap malas bekerja dan pembuat onar. Namun demikian, persoalan ini tidak terletak pada pengamen itu, namun merupakan efek dari perubahan kota. Konsep kota ideal yang indah, bersih, dan nyaman harus menyingkirkan konsep-konsep lain yang bertentangan dengannya. Hal ini dapat dibuktikan pada citra pasar modern seperti supermarket menggeser konsep pasar tradisional. Persoalan utama sebenarnya terletak pada penyingkiran ini. Untuk membuat Sebuah Kota bersih, indah, dan nyaman sebenarnya tidak harus meminggirkan pengamen. Artinya, semua pihak perlu menghargai bahwa kota terdiri dari zona-zona yang beragam. Masing-masing zona memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Kehidupan pengamen dapat dikatakan terletak pada zona informal. Mereka memandang tempat mengamen tidak hanya ruang ekonomi, tapi juga ruang sosial, yaitu tempat mereka menunjukkan informalitasnya, mulai dari cara mereka berpakaian sampai ke bahasa yang mereka obrolkan. Pengamen tidak dapat memahami konsep kebijakan modern yang sistematis dan struktural. Harus ada dialog ditengahnya sebelum segala keputusan dilaksanakan. Kesimpulan Pengamen merupakan seseorang yang kerjanya mengamen atau seseorang yang kerjanya menyanyi dengan peralatan seadanyayang biasanya banyak kita temukan di pinggir – pinggir jalan raya. Tidak hanya dipinggir jalan raya saja tetapi juga terkadang kita temukan di tempat- tempat makan yang terletak di pinggiran jalan, di terminal –terminal bus,bahkan sedang menaiki kendaraan umun seperti bus kota atau mikrolet tak jarang kita temukan pengamen.Jenis- jenis pengamen diantaranya adalah pengamen baik,pengamen tidak baik,pengamen pengemis,pengamen pemalak,pengamen penjahat dan pengamen cilik atau pengamen anak- anak 12 Saran Tidak ada solusi yang ampuh untuk mengatasi masalah sosial ini. Mereka hadir di jalanan karena kita memberi peluang kepada mereka untuk meneruskan “profesinya”. Dengan tetap memberi mereka recehan uang, mereka akan terus bergerilya di jalanan karena merasa sangat mudah mencari uang tanpa perlu kerja keras. Seharusnya tugas negaralah untuk mengentaskan mereka dari kepapaan hidup, karena di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “anak yatim dan orang-orang terlantar dipelihara oleh negara”. 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar