Minggu, 01 Juli 2012

puisi saat bintang terang ku pandang terasa begitu indah.namun saat langit tiada berbintang hati terasa trenyuh tenggelam. nmun saat cinta itu dtng hati ini mersa bahagia sekali. smua yg kulakukan itu hanya karna cinta.yg tertanam dalam lubuk hati yg paling dlm akan ku jaga kau dgn nyawaku .karna bagiku engkaulah nyawaku. engkaulah bidadariku. engkaulah surgaku namun saat engkau bilang..maafkan aku sayang aku kan pergi mnjau drmu karna aku sdh tdk mencintaimu. saat itu ku menangis .dn ku meraasa hampa..nmun hrus bgaimna lg..itulah cinta .tdk dpt diduga dn di bayangkan.

BK Kelompok yang efektif

Kriteria Bimbingan Kelompok yang Efektif Bimbingan kelompok merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen yang saling berkaitan. Dapat terlaksana secara efektif dan efisien jika semua komponen dalam sistem tersebut mengarah pada perubahan dan pada sesuatu yang positif. Komponen sistem dalam bimbingan kelompok menurut Wibowo (2005: 189) adalah: “Variabel raw input (siswa/anggota kelompok); instrumental input (konselor, program, tahapan dan sarana); envimental input (norma, Tujuan dan lingkungan); proses atau perantara (interaksi, perlakuan kontrak perilaku yang disepakati akan diubah dan dinamika kelompok); output yaitu berkenaan dengan perubahan perilaku atau penguasaan tugas-tugas”. Leave a Comment Posted by kelompok5bkunila on April 25, 2011 Komponen-komponen system dalam bimbingan kelompok tersebut adalah: a. Raw Input Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam bimbingan kelompok. Raw Input dalam bimbingan kelompok adalah siswa. Karena bimbingan kelompok sifatnya pengembangan dan topik yang dibahas merupakan topik-topik umum, maka siapapun dapat menjadi anggota kelompok. Berikut ini beberapa pertimbangan dalam membentuk suatu kelompok bimbingan kelompok adalah (Prayitno, 1995: 30): 1) Jenis kelompok, untuk Tujuan-tujuan tertentu mungkin diperlukan pembentukan kelompok dengan jumlah anggota yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, atau mungkin juga semua jenis kelamin anggota sama. 2) Umur, pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam kelompok-kelompok dengan anggota seumur 3) Kepribadian, keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota dpat membawa keuntungan atau kerugian tertentu. Jika perbedaan diantara para anggota itu amat besar, maka komunikasi akan terganggu dan dinamika kelompok juga kurang hangat. 4) Hubungan awal, keakraban dapat mewarnai hubungan dalam anggota kelompok yang sudah saling bergaul sebelumnya, dan sebaliknya suasana keasingan akan dilaksanakan oleh para anggota yang belum saling kenal. Untuk kelompok tugas mungkin anggota yang seragam akan menyelesaikan tugas lebih baik. Sebaliknya, bagi kelompok bebas, khususnya dengan Tujuan kemampuan hubungan sosial dengan orang-orang baru, anggota kelompok yang beragam akan lebih tepat sasaran. b. Intrumental Input Konselor (pemimpin kelompok), program, dan tahapan, dan sarana merupakan instrumental input bimbingan kelompok. Konselor atau pemimpin kelompok harus menguasai keterampilan dan sikap yang memadai untuk terselenggaranya proses bimbingan kelompok yang efektif. Diantaranya pemimpin kelompok mampu melaksanakan teknik umum dengan istilah “3M” Mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Program kegiatan selayaknya dikembangkan sesuai kebutuhan siswa, kondisi objektif sekolah, perkembangan yang terjadi di masyarakat, serta keterampilan dankemampuan konselor di sekolah yang bersangkutan (Wibowo, 2005: 252). c. Enviromental Input Kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar dan terarah, apabila terdapat norma kelompok. Norma kelompok merupakan aturan yang dibuat, dan disepakati serta digunakan dalam kegiatan bimbingan kelompok. Selain itu lingkungan kondusif dalam kelompok juga perlu diciptakan demi tercapainya bimbingan kelompok yang efektif. Lingkungan kondusif yang dimaksud adalah adanya suasana akrab dan hangat yang mewarnai dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan interaksi dinamis antar anggota kelompok dan pemimpin kelompok dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. d. Proses Kegiatan layanan bimbingan kelompok terlihat hidup apabila tercipta dinamika kelompok di dalamnya. Dinamika kelompok dapat dimanfaatkan dalam proses interaksi antar anggota dalam membahas topik yang disajikan, sehingga antar anggota dapat terjalin rasa empati, keterbukaan, rasa positif, saling mendukung dan merasa setara dengan anggota lain dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan pula peranan yang hendaknya dimainkan oleh anggota maupun pemimpin kelompok. Peran anggota dan pemimpin kelompok dapat dilihat pada uraian dimuka. Agar proses bimbingan kelompok dapat mencapai keberhasilan, perlu disediakan sarana pendukung yaitu merupakan seperangkat alat bantu untuk memperlancar proses bimbingan kelompok. Alat bantu tersebut anta lain ruangan, tempat duduk dan perlengkapan administrasi lainnya (Wibowo, 2005: 154). e. Output Setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok siswa diharapkan memiliki sikap dan keterampilan yang lebih baik. Dalam hal ini siswa diharapkan memiliki kemampuan verbal dan non verbal yang lebih baik. Selain itu siswa diharapkan memiliki keterbukaan, rasa positif, empati, sikap saling mendukung, dan memiliki rasa setara dan kebersamaan yang tinggi. Menurut Amti dan Marjohan (1992: 150) mengemukakan bahwa setelah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok diharapkan anggota mampu mengembangkan sikap dan keterampilan sebagai berikut: 1) Sikap, meliputi tidak mau menang sendiri, tidak gegabah dalam berbicara, ingin membantu orang lain, lebih melihat aspek positif dalam menanggapi pendapat teman-temannya, sopan dan bertanggung jawab, menahan dan mengendalikan diri, mau mendengar pendapat orang lain, dan tidak memaksakan pendapanya. 2) Keterampilan, meliputi mengemukakan pendapat kepada orang lain, menerima pendapat orang lain dan memberikan tanggapan secara tepat dan positif.

MAKALAH APTL

MAKALAH IDENTIFIKASI MASALAH DALAM KONSELING DAN MACAM MACAM MASALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah APTL1 Dosen Pengampu:SRI ADI NURHAYATI , MM Kelompok Disusun Oleh: Fikri Muis Ali : 1110500179 Fernanda Yoga : 11105000178 Siti Pebrianti : 1110500144 Miftah Nur Latifah : 1110500090 Mintasih Nugraheni : 1110500093 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TRGAL 2012 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENDAHULUAN • Latar Belakang 1 • Definisi masalah 2 • Rumusan Masalah 2 BAB II PEMBAHASAN • Identifikasi masalah dalam konseling.................................................................. 3 • Macam – macam masalah.................................................................................... 4 • Jenis jenis masalah karir...................................................................................... 4 • Faktor masalah karir............................................................................................ 5 • Jenis jenis masalah pribadi.................................................................................. 9 • Faktor penyebab masalah pribadi....................................................................... 10 • Strategi pendekatan dalam konseling.................................................................. 12 BAB III PENUTUP • Kesimpulan......................................................................................................... 15 • Daftar Pustaka..................................................................................................... 16 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia yang hidup di dunia pastilah memiliki masalahnya masing – masing, entah itu besar ataupun kecil, tak terkecuali siapapun. Dan semua orang pada umumnya sangat membenci sekali dengan datangnya suatu masalah. Padahal jika kita amati dan telaah lebih dalam lagi, setiap masalah, datang ketika kita berada dalam suatu proses untuk mencapai suatu tujuan atau cita – cita. Masalah merupakan bagian penting dari sebuah roda kehidupan. Dan pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya suatu masalah. Jika tak ada masalah maka sulit rasanya bagi manusia untuk menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya.Dan parahnya lagi anda akan kehilangan arti dari sebuah kehidupan, merasakan betapa hambar serta tak menariknya dunia ini. Bahkan mungkin sebagian besar dari anda akan memilih untuk mengakhiri hidup karena tak ada lagi yang mesti anda capai dan perjuangkan sebab semuanya bisa secara langsung anda dapatkan. Jadi sebenarnya masalah ada di dunia ini adalah memiliki tujuan fungsi tersendiri untuk kehidupan manusia, yaitu untuk menjaga kehidupan agar tetap aktif dan berpikir kreatif agar dapat melangkah maju menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Hanya tergantung bagaimana manusia tersebut menyikapi setiap masalah yang datang. Setiap kejadian ataupun peristiwa jika disikapi dengan cara yang berbeda maka akan menghasilkan respon atau tindakan yang berbeda dan dengan adanya respon atau tindakan yang berbeda maka akan menhasilkan hasil yang berbeda pula. 1 B. DEFINISI MASALAH Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Masalah merupakan ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan ,ada yang melihat masalah sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan , sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan C. RUMUSAN MASALAH • Pengertian identifikasi masalah dalam bimbingan dan konseling? • Apa pengertian masalah karir dan pribadi? • jenis jenis masalah karir dan pribadi. • faktor penyebab masalah karir dan pribadi • Pendekatan yang digunakan dalam masalah pribadi dan karir. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Identifikasi Masalah Dalam Konseling Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh peserta didik.identifikasi masalah merupakan salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Tujuan Identifikasi masalah adalah • Konselor dapat mengetahui pribadi seorang konseli secara lebih dalam • Brdasarkan dat- data yang mengenai konseli maka konselor dapat memahami dan mengetahui faktor- faktor penyebab masalah konseli • Konselor dapat menentukan layanan atau pendekataan yang dilakukan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi konseli • Konseli dapat terbantu untuk memahami masalaha yang dihadapinya. Fungsi Identifikasi Masalah bimbingan dan konseling di sekolah – sekolah adalah sebagai alat yang digunakan oleh seorang guru BK (bimbingan dan konseling) atau konselor untuk dapat memahami terhadap setiap individu yang mengalami suatu masalah atau kasus – kasus tertentu.Masalahatau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi fakta memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah.Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi. 3 Data yang dikumpulkan dalam identifikasi masalah antara lain: • Identitas konseli • Dapat dilihat dari daftar cek masalah siswa atau angket yang pernah dibagikan kepada konseli • Tanda- tanda atau gejala- gejala yang nampak • Serta beberapa data tentang konseli seperti latar belakang keluarga,kesehatan anak,hubungan sosial dan minatnya Macam Macam Bidang Bimbingan Dalam bimbingan dan konseling ada 4 macam bidang bimbingan yaitu karir, pribadi, sosial, dan belajar. Seperti yang telah diketahui masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai ketidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkankesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu tentang bidang bimbingan karir dan pribadi.  Masalah Karir Masalah karir adalah hambatan –hambatan yang dihadapi siswa yang membutanya tidak dapat menentukan alternatif pengembangan karir secara cermat.Penyebab masalah adalah hal- hal yang dapat menyebabkan timbulnya masalah karir pada siswa sehi gga perlu adanya bantuan.Bantuan yang dimaksud adalah teknik layanan yang direncanakan maupun yang diberikan oleh konselor untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah karirnya .Masalah karir dan penyebab masalahnya penting untuk diketahui agar siswa dapat memperoleh bantuan yang sesuai untuk memecahkannya. Jenis- jenis karir Dalam proses pemilihan karir tentunya perlu memahami terlebih dahulu bidang- bidang karir yang ada seperti dikemukakan oleh winkel yang mengelompokan maca- macam atau jenis- jenis karir menorut bidangnya yaitu: 4 • Teknik dan industri,misalnya:montir ,masinis,penerbangan,pemborong,arsitek, Insinyur,ahli pertambangan ,ahli tekstil.ahli kimia dan ahli percetakan. • Niaga misalnya:Akuntan,penjaga toko,pengusaha akuntan,makelar,pembuat iklan dan pengusaha auransi. • Perkantoran misalnya :sekretaris,menyusun statistik,kasir,progamer komputer dan resepsionis. • Pelayanan masyarakat atau jasa misalnya: Apoteker,dokter,perawat,guru,hakim,jaksa,notris • Pekerjaan lapangan(pertanian,peternakan,kehutanan dan perikanan .misalnya:Dokter hewan,nelayanan serta ahli perairan Faktor – faktor yang mempengaruh pemilihan karir Dalam pemilihan karir terdapat dua faktor yang sangat mempengaruhi yaitu faktor yang bersumber dari diri individu tersebut ( internal ) dan faktor yang bersumber dari lingkungan serta orang lain ( eksternal ) 1. faktor internal • kemampuan intelegensi inteligensi merupakan kecerdasan umum yang ikut mendukung dalam pemecahan masalah-masalah yang ada dalam hubungannya dengan tugas pekerjaan. Misalnya seperti ditunjukan dalam penelitian di Amerika dengan menggunakan inteligensi berdasarkan atas penelitian tersebut maka dapat diperkirakan bahwa tingkat jabatan tertentu membutuhkan tingkat inteligensi tertentu. Dengan menggunakan data test psikologis, dapat memberikan arti yang lebih luas bila dihubungkan dengan klasifikasi jabatan atau karir. 5 • Bakat ( aptitude ) Bakat adalah kemampuan khusus seseorang dalam suatu atau beberapa bidang, yang dapat menunjukankeistimewaannya bila mendapatkan latihan. Dalam dunia pekarjaan, adanya persyaratan dan kompetensi khusus yang dituntut itu secara berbeda-beda, menuntu adanya kemampuan khusus tertentu yang berbeda-beda dari par individu pelaksanaannya. Banyak dikemukakan bahwa bekerja sesuai dengan bakatnya, akan menimbulkan kecocokan, kesenangan dan timbulnya semangat kerjayang tinggi mampu mengembangkan diri dan akhirnya mencapai produktivitas kerja yang tinggi pula. • Minat Murphy berpendapat bahwa minat adalah stikukas yang terkondisi yang ingin dicapai karena hubunganya dengan tujuan yang dipandang bernilai. Minat dalam jabatan ikut menentukan seseorang dalam memilih dan menentukan pekerjaan ( kegiatan ), karena telah kita ketahui bahwa manusia dalam suatu pekerjaan tertentu memiliki ciri-ciri yang bersifat suka ataupun tidak suka yang dapat membedakan mereka dari orang lain pekerjaan. Ini berarti bahwa pemilihan seseorang terhadap suatu pekerjaan, berbeda dengan pilihan orang lain ( terhadap pekerjaan lain ) disebabkan karena minat yang berbeda. • Prestasi belajar ( achievement ) Prestasi belajar sekarang dapat diakui sebagai petunjuk kearah mana seseorang seharusnya memilih pekerjaan. Karena keberhasilan dalam pelajaran-pelajaran tertentu akan menjadi motivasi dan modal dasar dalam memilih suatu pekerjaan. Prestasi belajar yang tinggi mendorong seseorang menumbuhkan dan mengembangkan minatnya terhadap pekerjaan serupa, yang didukung oleh kecakapannya dalam belajar tersebut. • Kepribadian ( personality ) Dipoboye dan Anderson menunjukan bahwa nilai-nilai pekerjaan yang dipegang oleh individu merupakan unsur yang penting dalam susunan motivasinya dalam memilih pekerjaan. Pada umumnya diakui bahwa orang-orang dengan tipe kepribadiantertentu tidak cocok kepada sesuatu jenis pekerjaan ( lapangan hidup ), dan karena itu maka faktor-faktor kepribadian ikut menentukan dalam memilih dan menentukan macamnya pekerjaan. 6 • Sikap Sikap adalah suatu kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu atau sikap dapat di artikan sebagai suatu kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri, orang lain atau situasi tertentu. • Nilai Nilai adalh sifat-sifat atau hal-hal yang pening atau berguna bagi kemanusiaan. Dimana nilai dipakai sebagai suatu patokan dalam melakukan tindakan. Nnilai yang dianut individu berbeda dan ini berpengaruh pada pemilihan karir dimana individu akan menyesuaikan jabatan yang dipilihnya sesuai nilai yang dianutnya. • Hobi Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan seseorang karena kegemarannya. Individu dalam memilih kari atau jabatan akan disesuaikan dengan hobi yang dimilikinya. • Penggunaan waktu senggang Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran disekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau rekreasi. • Aspirasi dan pengetahuan sekolah Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan cita-citanya. • Pengalaman kerja Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk dibangku sekolah atau diluar sekolah. • Pengetahuan tentang dunia kerja Pengetahuan yang sementara ini dimiliki oleh anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan srtuktual, promosi jabatan, gaji yang diterim, hak dan kewajiban, tempat kerja itu berbeda. • Kemampuan dan keterbatasan fisik Kemampuan fisik misalnya bentuk daban yang kekar, tinggi, kurus. • Keterampilanketerampilan yang dapat pula diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Dengan pengertian lain keterampilan ialah penguasaan individu terhadap sesuatu perbuatan. 7 • Masalah dan keterbatasan pribadi Masalah atau problem dari aspek diri selalu ada kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah. 2. faktor eksternal Selain faktor yang ada di dalam diri individu tersebut, faktor dari luar juga berpengaruh dalam pemilihan karir sebagai berikut : • Orang tua Orang tua ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir pada anak remajanya. Walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya. Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan anaknya agar terarah dengan baik, maka sekalipun orang tua turut ikut campur agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin kehidupan karirnya. Biasanya orang tua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi (akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain. Anggapan orang tua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya. Dalam kenyataannya tak selamanya yang menjadi pilihan orang tua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang perlu diperhatikan. • Teman (Peer Group) Tidak dipungkiri, pada kenyataannya, lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seseorang dalam memilih jurusan program studi di SMA maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi. Pengaruh teman kelompok sebaya ini bersifat eksternal. 8 Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan. • Lingkungan masyarakat Dalam hal ini yang berpengaruh adalah banyak sedikitnya pengangguran, kondisi geografis lingkungan hidupnya, sifat masyarakat setempat, hubungan antara anggota masyarakat, perkembangan teknologi, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan pembinaan tenaga kerja. • Sosial ekonomi keluarga Status ekonomi keluarga berpengaruhh pada pemilihan karir mengingat persyaratan memasuki jabatan memerlukan tingkatpendidikan tertentu.  Masalah Pribadi Masalah pribadi adalah suatu kendala atau problematika yang dialami oleh seorang individu sehingga menyebabkan perubahan baik secara fisik maupun perubahan secara psikis.Masalah pribadi(personal problem) dialami individu yang mempunyai pandangan salah tentang dirinya .Dari antara mereka ada yang dihinggapi rasa rendah diri . Jenis- jenis masalah pribadi adalah sbb: • Frustasi adalah rasa kecewa atas kegagalan yang terus menerus dialami oleh individu sehingga individu tersebut merasa putus asa dan merasa segala perbuatannya sia sia semata • Stres adalah perasaan tidak nyaman baik secara fisik maupun secara psikis atas diri dan lingkungannya.Stres dapat berakibat positif (kearah yang lebih baik) dan berakibat negatif (kearah yang cenderung mundur) • Masalah adaptasi adalah dimana individu tidak mampu untuk memenuhi kebutuhannya secara wajar sehingga ia cenderung untuk melakukan penyesuaian diri yang menyimpang. 9 Faktor Pribadi Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan, atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi. 1. Seorang anak bisa bertingkah laku tertentu sebagai bentuk pelarian-pelarian karena ia mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran-pelajaran di sekolah. Kesulitan ini bersumber pada kemampuan dasar yang kurang baik, di mana taraf kemampuannya terletak di bawah rata-rata. Pelajaran yang dalam kenyataannya terlalu berat bagi anak, menjadi beban yang menekannya sehingga ia selalu berada dalam keadaan tegang, tertekan, dan tidak bahagia. Sehubungan dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak sanggup dipikul juga dapat timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut ini. a. Tuntutan dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan dasar yang dimiliki anak. Berbagai ungkapan yang sebenarnya keliru sering terdengar dari orang tua, seperti: "Sebenarnya anak saya tidak bodoh, tetapi ia malas" atau "Saya tidak mengharap anak saya mendapat angka 9, asal cukup saja, karena ia sebenarnya bisa." b. Tuntutan terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang diharapkan orang tua. Pada kenyataannya, anak tidak bisa memenuhinya karena masa-masa perkembangannya belum siap untuk bisa menerima kualitas dan intensitas rangsangan yang diberikan. Hal ini sering terjadi pada anak di bawah umur. c. Tekanan dari orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan bakat dan minat. Seorang anak memperlihatkan sikap-sikap negatif terhadap pelajaran karena ia harus bersekolah di dua tempat: 10 d. di sekolah biasa dan di tempat guru khusus yang waktu belajarnya bahkan lebih lama dari sekolah biasa daripada di sekolah biasa. e. Kekecewaan pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Atau kekecewaan pada anak karena ia tidak berhasil memuaskan keinginan-keinginan atau harapan-harapan orang tua. Kekecewaan yang berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena orang tua tidak mencintainya lagi. Dari uraian di atas jelaslah bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah sekolah, masalah belajar, prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya berbagai tekanan dan frustrasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku nakal atau penyalahgunaan obat terlarang. 2. Seorang anak bisa memperlihatkan perilaku sikap menentang, sikap tidak mudah menerima saran-saran atau nasihat-nasihat orang lain, dan sikap kompensatoris. Kesemuanya itu bisa bersumber pada keadaan fisiknya (misalnya ada kekurangan atau cacat) yang berbeda sekali dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Dalam hal ini, mudah timbul perasaan tersisih, kurang diperhatikan, dan tidak bahagia. Suatu keadaan yang mengusik kebahagiaannya dan mudah muncul berbagai reaksi perilaku negatif. 3. Seorang anak bisa memperlihatkan perilaku yang merepotkan orang tua dan lingkungannya dengan berbagai perilaku yang dianggap tidak mampu menyesuaikan diri. Sumber penyebab hal ini adalah tuntutan-tuntutan yang berlebihan, keinginan-keinginannya yang harus dituruti, dan tidak lekas puas terhadap apa yang diperoleh atau diberikan orang tua. Semua hal tersebut memang mendorong munculnya sikap-sikap yang mudah menimbulkan persoalan pada anak dan tentunya juga sekelilingnya. Dalam usaha menghadapi dan mengatasi masalah-masalah seperti tersebut di atas, perlu dipahami dan dicari sumber permasalahannya (dalam hal ini pada anak) untuk nenentukan tindakan-tindakan selanjutnya yang tepat. 11 Jika tidak segera diatasi, hambatan-hambatan dalam perkembangan anak dan reaksi-reaksi perilaku yang diperlihatkan dapat terus berkembang serta tidak mustahil akan berlanjut menjadi nakal dan mendorong berbagai perbuatan yang tergolong negatif. Penanganan masalah perilaku yang dilakukan seawal mungkin, sangat diperlukan. Untuk ini, perlu kerja sama dari berbagai pihak, termasuk guru atau pihak sekolah -- yang mengamati anak sekian jam setiap hari --, lingkungan sosial anak, dan khususnya orang tua anak itu sendiri. B. Strategi Pendekatan Dalam Konseling Strategi pendekatan yang dugunakan dalam masalah karir: • Menggunakan pendekatan Trait and Factor Pendekatan person yang mewarnai teori dan pelaksanaan penyuluhan karir yang disebut teori Trait and Factor.Pendekatan ini mengungkapkan bahwa penentuan karir adalah masalah individu ,pekerjaan serta hubungan antara keduanya ,dan memandang penting penggunaan tes dan informasi jabatan. Menurut teori trait and factor kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainya seperti kecakapan minat sikap dan temperamen.perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi hingga dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor.telah banyak diusahakan untuk membuat kategori orang – orang atas dasar dimensi macam-macam sifat. Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah : mengukur dan menilai ciri – ciri seseorang dengan tes psikologi, mendefinisikan atau mengambarkan diri seseorang, membantu orang memahami diri dan lingkungannya dan memprediksi keberhasilan yang mungkin di capai dimasa mendatang hal yang mendasar bagi konseling trait and factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar pengembangan potensinya. 12 • Menggunakan Pendekatan CLIENT-CENTERED (berpusat Pada Klien) Pendekatan konseling Client Centered atau yang berpusat pada clien menekankan pada kecakapan konseli untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya .Yang paling penting dalan kualitas hubungan konseling adalah pembentukan suasana hangat ,permisif dan penerimaan yang dapat membuat klien untuk menjelajahi struktur dirinya dalam hubungan dengan pengalamannya yang unik pada diri pribadi konseli.Konsep pokok yang mendasari konseling berpusat pada klien adalah hal yang menyangkut konsep- konsep mengenai diri (self),aktualisasi diri,teori kepribadian dan hakekat kecemasan. Menurut Rogers konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorgansasikan tentang diri yang membawa kesadaran.Hal itu terdiri dari atas unsur- unsur persepsi terhadap karakteristik dan kecakapan seseorang,pengamatan dan konsep diri dalam hubungan dengan orang lain dan lingkungan,kualitas nilai yang dipandang sebagai pertautan dengan pengalaman dan obyek,dan tunuan dan cita- cita yang dipandang mempunyai kekuatan positif dab negatif.Diri (self) Merupakan atribut yang dipelajari yang membentuk gambaran diri individu itu sendiri.Diri manusia dapat dipandang sebagai subyek yaitu ‘‘saya’’( i ) dan obyek yaitu “ku” (me) Strategi pendekatan yang digunakan dalam masalah Pribadi • Menggunakan pendekatan terapi Gestalt Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. 13 Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Tujuan utama dari teori gestalt ini adalah untuk meningkatkan proses pertumbuhan klien dan membantu klien mengembangkan potensi manusiawinya, dan fokus utamanya adalah membantu individu melalui transisinya dan keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri (self-support). Melalui proyeksi dirinya kepada konselor , klien dihadapkan menjadi sadar bahwa baik dirinya maupun konselor ternyata memiliki pribadi yang tak sempurna. Artinya bahwa ada bagian kepribadian yang hilang, seprti yang dialami oleh setiap orang. Bagian yang hilang itu merupakan pusat. Hal ini perlu, sebab menurut perls, tanpa suatu pusat berarti segala sesuatu berlangsung pada bagian periveral (lapisan luar) sehingga tak ada suatu titik yang akan merupakan awal kegiatan dan usaha mengatasi dunia. • Menggunakan Pendekatan Konseling Psikologi Individual Konstruk utama Psikologi individual adalah bahwa perilaku manusia dipandang sebagai suatu kompensasi terhadap perasaan inverioritas (harga diri kurang) .Perasaan lemah dan tidak berdaya timbul dan berkembang karena pengalaman hidup anak bersama orang dewasa atau pandangan kekurangan dalam organ tubuh ,Adler mempercayai prinsip fundamental motivasi dengan kompensasi terhadap perasaan rendah diri ,hampir menjelaskan seluruh perilaku manusia. Tujuan dari pendekatan ini menurut adler adalah mengurangi intensitas mengurangi persaan rendah diri atau inferior,memperbaiki kebiasaan-kebiasan yang salah dalam persepsi, menentukan tujuan hidup, mengembangkan kasih sayang terhadap orang lain dan meningkatkan kegiatan. Sehingga dalam menghadapi masalah pribadi konseli dapat mencapai tilikan mengenai kesalahan gaya hidupnya, menghadapi mekanisme superioritas dan mengembangkan minat sosial dan seorang konseli harus dibantu untuk percaya diri dan tidak khawatir akan langkah yang akan ditempuhnya. 14 BAB III PENUTUP SIMPULAN Identifikasi masalah dalam konseling adalah upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh peserta didik.masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.Masalah karir adalah hambatan –hambatan yang dihadapi siswa yang membutanya tidak dapat menentukan alternatif pengembangan karir secara cermat.Dalam masalah karir menggunakan pendekatan trait and factor dan client centered sedangkan untuk masalah pribadi menggunakan pendekatan terapi gestalt dan konseling individual.Masalah pribadi adalah suatu kendala atau problematika yang dialami oleh seorang individu sehingga menyebabkan perubahan baik secara fisik maupun perubahan secara psikis. 15 DAFTAR PUSTAKA Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta:GhaliaIndonesia. Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Frammer,Lawrence,M., (1985),The Helping Relationship:process and Skills,Third Edition New Jersey,Prentice-Hall,inc. Ketut Sukardi,D,Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, Usaha Nasional,Surabaya,1983

PROGRAM dan LAYANAN BK

Ngantuk adalah hal yang lumrah dalam hidup kita akan tetapi kantuk itu bisa menjadi masalah besar jika rasa kantuk itu datang bukan pada waktu yang tepat .Misalnya pada saat kita belajar di kelas dan rasa kantuk itu datang .Belajar jadi tidak fokus ,selain itu konsentrasi belajar kita menjadi buyar. CARA MENGATASI NGANTUK DI DALAM KELAS Mengantuk merupakan proses fisologi yang hampir semua orang mengalami kejadian seperti ini,karena kadang- kadang sering bahkan selalu mengantuk didalam kelas merupakan suatu hal yang dapat mengganggu konsentrasi belajar,siswa yang mengalami hal ini akan merasa terganggu Faktor yang menyebabkan siswa mengantuk didalam kelas ketika sedang belajar • Kurangnya jam tidur saat malam hari dengan berbagai kegiatan • Kurangnya energi dalam tubuh seperti sehabis berolahraga atau bagi seseorang yang sedang berpuasa • Karena sakit ,saat sakit kondisi tubuh tidak mendukung saat belajar didalam kelas tidak mendukung untuk proes belajar didalam kelas • Merasa jenuh dan tidak menyukai mata pelajaran pelajaran tertentu • Kurang aktif dalam mengikuti pelajaran seperti bertanya,melakukan debat maupun berfikir • Keadaan yang berkondisi dan kebiasaan • Suara guru yang terlalu halus dalam menyamloaikan pelajaran dan tata cara mengajar yang dirasa membosankan CARA MENGANTISIPASI AGAR TIDAK MENGANTUK  Dalam mengikuti pelajaran adalah dengan menghinmdari faktor- faktor yang disebutkan tadi terutama yang berasal dari dalam diri(individual) itu sendiri seperti makan yang cukup agar tersedia energi yang cukup untuk belajar  Apabila berpuasa,malamnya harus cukup makan sehingga ketika mengikuti pelajaran dapat mengikuti dengan aktif dan jauh dari rasa jenuh. UPAYA MENGURANGI RASA NGANTUKDI KELAS 1. Jangan tidur terlalu malam,usahakan tiidur malam jangan melewati jam 22.00 dan jangan terlalu awal. 2. Jangan terlalu banyak membuang tenaga pada saat waktunya istirahat ,misalkan bermain bola atau kegiatan lainnya sehingga energi tidak banyak terkuras 3. Konsentrasi penuh pada saat pelajaran,meskipun pelajaran tersebut kurang diminati 4. Usaha bertanya pada guru yang sedang memberikan pelajaran karena dengan bertanya tentu akan berkonsentrasi penuh dan penyerapan materi pelajaran lebih hangat dan ringan diingat lebih lama 5. Jika dengan usaha tersebut rasa ngantuk belum juga hilang maka mintalah ijin pada guru untuk mencuci muka kebelakang dan sekalian menghirup udara segar sehingga suasana akan segar kembali Mengantuk saat pelajaran bisa muncul dari dua faktor.Yang pertama faktor luar disebabkan karena pelajaran dari guru yang tidak disenangi.Cara mengajar guru yang selain monoton tanpa humor barangkali juga tidak disertai contoh atau ilustrasi yang memadai .Faktor dalam diri sendiri seperti kelalahan kurang sehat,kurang tidur atau memang ada penyakit yang tidak disadari jika disebabkan kelelahan kurang sehat atau kurang tidur,nampaknya persoalan mengantuk tetap saja mengancam jalan keluarnya istirahat dan tidur yang cukup. Yang pertama pastikan waktu tidur kamu cukup (terutama waktu tidur malam hari) yang kedua pastikan waktu tidur kamu berkualitas (bukan mereem ayam doang)ketiga duduk di depan biar ada perasaan segan terhadap guru sehigga ngntuknya hilang.dan yang keempat ke wc untuk cuci muka. • Makan permen( Dengan kita makan permen maka lidah sebagai indera pengecap mengirimkan berita ke otak tentang rasa permen yang kita makansehingga otak dapat merespon.Yang tadinya mata kita udah redup karena ngantuk,mau gak mau dipaksa ama otak untuk melek • Cuci muka pokoknya segera keluar dari kelas ini juga cara klasik waktu temen-temen .Waktu temen- temen semua merasa ngantuk dikelas ,langsung ajah izin ke kamar buat cucu muka,langsung ajah bilas muka dengan air selain itu dapat juga kumur- kumur dan ngebersihin hidung pake air,basahin juga rambut bagian belakang kepala,tambahkan kalau bisa leher juga ikut dibasuh dengan air.Jangan lupa bawa sapu tangan atau minimal tisu buat buat ngelap air yang dileher supaya baju yang kita pakai ga basah,lagian malu juga kalau basah- basah masuk kelas. • Saling menggosokan telapak tangan lalu tempelkan kemata bila kantuk datang menyerang.saling gosokan kedua telapak tangan sampai timbul rasa panas ,selain itu tempelkan kedua telapak tangan (yang masih hangat itu) ke mata(tentunya ke mata yang terpejam) • Bertanya kepada guru atau teman.Mungki ini cara yang peling efektif dan efisien buat ngilangin ngantuk di kelas.Dengan bertanya kepada teman atau guru maka akan membuat diri kita berpikir lebih keras tentang pelajaran itu.Apalagi kalau tanya kepada guru dijamin lebih cepet memenangkan pertarungan melawan kantuk soalnya kalau tanya kepada guru,selain ,menyiapkan pertanyaan yang berbobot (kan malu m temen kalau pertanyaan ecek- ecek) tentunya juga harus menyiapkan mental lebih.bayangin ajah untuk bertanya kepada guru ,kita harus kebih dahulu memberi tanda kepada guru tersebut agar guru tersebut tahu bahwa kita ingin bertanya,ini artinya kita butuh keberanian.Setelah diizinkan bertanya,suara kita saat bertanya harus bisa terdengar jelas.Soalnya kalau pertanyaan gak jelas ,maka guru akan meminta kita untuk mengulangi pertanyaan lagi,inipun artinya butuh keberanian .belum lagi kalau gurunya balik nanya ke kita tentang pendapat kita.Dengan cara ini ngebuat kita langsung menang melawan kantuk.

Cara mengatasi ngantuk di kelas

Ngantuk adalah hal yang lumrah dalam hidup kita akan tetapi kantuk itu bisa menjadi masalah besar jika rasa kantuk itu datang bukan pada waktu yang tepat .Misalnya pada saat kita belajar di kelas dan rasa kantuk itu datang .Belajar jadi tidak fokus ,selain itu konsentrasi belajar kita menjadi buyar. CARA MENGATASI NGANTUK DI DALAM KELAS Mengantuk merupakan proses fisologi yang hampir semua orang mengalami kejadian seperti ini,karena kadang- kadang sering bahkan selalu mengantuk didalam kelas merupakan suatu hal yang dapat mengganggu konsentrasi belajar,siswa yang mengalami hal ini akan merasa terganggu Faktor yang menyebabkan siswa mengantuk didalam kelas ketika sedang belajar • Kurangnya jam tidur saat malam hari dengan berbagai kegiatan • Kurangnya energi dalam tubuh seperti sehabis berolahraga atau bagi seseorang yang sedang berpuasa • Karena sakit ,saat sakit kondisi tubuh tidak mendukung saat belajar didalam kelas tidak mendukung untuk proes belajar didalam kelas • Merasa jenuh dan tidak menyukai mata pelajaran pelajaran tertentu • Kurang aktif dalam mengikuti pelajaran seperti bertanya,melakukan debat maupun berfikir • Keadaan yang berkondisi dan kebiasaan • Suara guru yang terlalu halus dalam menyamloaikan pelajaran dan tata cara mengajar yang dirasa membosankan CARA MENGANTISIPASI AGAR TIDAK MENGANTUK  Dalam mengikuti pelajaran adalah dengan menghinmdari faktor- faktor yang disebutkan tadi terutama yang berasal dari dalam diri(individual) itu sendiri seperti makan yang cukup agar tersedia energi yang cukup untuk belajar  Apabila berpuasa,malamnya harus cukup makan sehingga ketika mengikuti pelajaran dapat mengikuti dengan aktif dan jauh dari rasa jenuh. UPAYA MENGURANGI RASA NGANTUKDI KELAS 1. Jangan tidur terlalu malam,usahakan tiidur malam jangan melewati jam 22.00 dan jangan terlalu awal. 2. Jangan terlalu banyak membuang tenaga pada saat waktunya istirahat ,misalkan bermain bola atau kegiatan lainnya sehingga energi tidak banyak terkuras 3. Konsentrasi penuh pada saat pelajaran,meskipun pelajaran tersebut kurang diminati 4. Usaha bertanya pada guru yang sedang memberikan pelajaran karena dengan bertanya tentu akan berkonsentrasi penuh dan penyerapan materi pelajaran lebih hangat dan ringan diingat lebih lama 5. Jika dengan usaha tersebut rasa ngantuk belum juga hilang maka mintalah ijin pada guru untuk mencuci muka kebelakang dan sekalian menghirup udara segar sehingga suasana akan segar kembali Mengantuk saat pelajaran bisa muncul dari dua faktor.Yang pertama faktor luar disebabkan karena pelajaran dari guru yang tidak disenangi.Cara mengajar guru yang selain monoton tanpa humor barangkali juga tidak disertai contoh atau ilustrasi yang memadai .Faktor dalam diri sendiri seperti kelalahan kurang sehat,kurang tidur atau memang ada penyakit yang tidak disadari jika disebabkan kelelahan kurang sehat atau kurang tidur,nampaknya persoalan mengantuk tetap saja mengancam jalan keluarnya istirahat dan tidur yang cukup. Yang pertama pastikan waktu tidur kamu cukup (terutama waktu tidur malam hari) yang kedua pastikan waktu tidur kamu berkualitas (bukan mereem ayam doang)ketiga duduk di depan biar ada perasaan segan terhadap guru sehigga ngntuknya hilang.dan yang keempat ke wc untuk cuci muka. • Makan permen( Dengan kita makan permen maka lidah sebagai indera pengecap mengirimkan berita ke otak tentang rasa permen yang kita makansehingga otak dapat merespon.Yang tadinya mata kita udah redup karena ngantuk,mau gak mau dipaksa ama otak untuk melek • Cuci muka pokoknya segera keluar dari kelas ini juga cara klasik waktu temen-temen .Waktu temen- temen semua merasa ngantuk dikelas ,langsung ajah izin ke kamar buat cucu muka,langsung ajah bilas muka dengan air selain itu dapat juga kumur- kumur dan ngebersihin hidung pake air,basahin juga rambut bagian belakang kepala,tambahkan kalau bisa leher juga ikut dibasuh dengan air.Jangan lupa bawa sapu tangan atau minimal tisu buat buat ngelap air yang dileher supaya baju yang kita pakai ga basah,lagian malu juga kalau basah- basah masuk kelas. • Saling menggosokan telapak tangan lalu tempelkan kemata bila kantuk datang menyerang.saling gosokan kedua telapak tangan sampai timbul rasa panas ,selain itu tempelkan kedua telapak tangan (yang masih hangat itu) ke mata(tentunya ke mata yang terpejam) • Bertanya kepada guru atau teman.Mungki ini cara yang peling efektif dan efisien buat ngilangin ngantuk di kelas.Dengan bertanya kepada teman atau guru maka akan membuat diri kita berpikir lebih keras tentang pelajaran itu.Apalagi kalau tanya kepada guru dijamin lebih cepet memenangkan pertarungan melawan kantuk soalnya kalau tanya kepada guru,selain ,menyiapkan pertanyaan yang berbobot (kan malu m temen kalau pertanyaan ecek- ecek) tentunya juga harus menyiapkan mental lebih.bayangin ajah untuk bertanya kepada guru ,kita harus kebih dahulu memberi tanda kepada guru tersebut agar guru tersebut tahu bahwa kita ingin bertanya,ini artinya kita butuh keberanian.Setelah diizinkan bertanya,suara kita saat bertanya harus bisa terdengar jelas.Soalnya kalau pertanyaan gak jelas ,maka guru akan meminta kita untuk mengulangi pertanyaan lagi,inipun artinya butuh keberanian .belum lagi kalau gurunya balik nanya ke kita tentang pendapat kita.Dengan cara ini ngebuat kita langsung menang melawan kantuk.

Merangkum Manajemen BK

MANAJEMEN BK Nama:Siti Pebrianti Kelas : 4 F NMP : 1110500144 BAB II BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin.Layanan bimbingan konseling komprehensif meliputi segala layanan yang mencakup visi, misi, tujuan, fungsi, sasaran, kegiatan , strategi personel, dan fasilitas serta evaluasi.Fokus utama dalam Bimbingan dan Konseling komprehensif adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal selanjutnya pada giliran peserta didik dapat sukses baik disekolah maupun dimasyarakat.Bimbingan dan konseling komprehensif dirancang untuk mencegah artinya bahwa konselor berkewajiban membantu peserta didik agar dapat mempunyai sikap proaktif dalam menghadapi berbagai persoalan.Dalam konseling ini mengarahkan pesertya didik agar dapat mencegahberbagai kemungkinan yang dapat berakibat mengganggu dalam perkembangannya..Menurut Gysbers dan Henderson (2006:28) bahwa : Tujuan bimbingan dan konseling bersifat kompetibel dengan tujuan pendidikan.Program bimbingan dan konseling bersifat berkembang artinya bahwa fokus utama layanan bimbingan dan konseling adalah mengawal perkembangan peserta didik melalui upaya memfasilitasi peserta didik agar dapat tumbuh dam berkembang agar menjadi pribadi yang mandri dan berkembang secara optimal. Program bimbingan dan konseling merupakan Team building artinya merupakan tim yang bersifat kolaboratif anatar staf.Merupakan proses yang sistematis dan dikemasmelalaui tahap- tahap perencanaan ,desain,implementasi,evaluasi dan tindak lanjut.Harus dikendalikan oleh kepemimpinan yang mempunyai visi dan misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling. Komponen bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada setiap peserta didik agar dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin dan dikemas dalam empat komponen yaitu kurikulum bimbingan.perencanaan individual,pelayanan responsif,dukungan sistem (Gysbers dan Henderson, 2006:139-140). Strategi yang dilakukan oleh konselor dalam pelaksanaan kurikulum bimbingan atau pelayanan dasar dikemukakan oleh departemen pendidikan nasional (2008:224-230) sebagai berikut : 1,Bimbingan kelas,layanan orientasi, 2.pelayanan informasi, 3.bimbingan kelompok dan, 4.pelayanan pengumpulan data.Satu hal yang penting dilaksanakan konselor adalah memahami konseli/klien secara mendalam beserta aspek kepribadiannya melalui berbagai asesmen dan memberikan informasi yang akurat tentang potensi diri dan lingkungan serta peluang yang ada sehingga konseli dapat: menganalisis kekuatan dan kelemahan drinya,mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya ,mengukur dan menilai ketercapainnya tujuan yang telah ditetapkan,mempertimbangkan serta memilih menentukan pilihan memalui keputusan yang tepat . Fokus pelayanan perencanaan individual adalah berbagai aktivitas yang terarah pada mengembangan : Aspek pribadi dan sosial, aspek akademik, serta aspek karir.Layanan responsif merupakan layanan yang bersifat kuratif oleh karena itu berbagi strategi yang sering yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konseling individual dan kelompok 2.Referal (alih tangan atau rujukan) 3.Kolaburasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas 4..Kolaborasi dengan orang tua 5.kolaborasi dengan pihak luar sekolah 6 .Konsultasi 7.Konverensi kasus 8.kunjungan rumah.Jadi, Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik artinya bahwa semua peserta didik hukumnya wajib memperoleh layanan bimbingan dan konseling .Sehingga image atau persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang.Oleh karena itu dalam bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan : 1). ruang lingkup yang menyeluruh, 2). Dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, 3). Tujuannya pengembangan potrensi peserta didik.

LANDASAN SOSIAL BUDAYA

Landasan Sosial Budaya Pendidikan 2009 November 4 Tags: budaya, budaya pendidikan, karyono, kebudayaan pendidikan, landasan, landasan pendidikan, landasan sosial budaya pendidikan, landasan-sosial-pendidikan, made pidarta, pendidikan, sosial, sosial-pendidikan Posted by ketua kelas Setiap bagian roda kehidupan manusia tidak pernah lepas dari unsur sosial dan budaya. Sepanjang kegiatan kehidupan manusia, aktivitasnya tidak terlepas dari kelompok manusia lainnya. Karena hal itu dikatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial karena memerlukan kehadiran dan bantuan serta peran serta orang lain. Sosial budaya ini tercermin pada kegiatan sekelompok manusia secara bersama-sama. Hal-hal yang dikerjakan manusia, cara mengerjakannya, bentuk pekerjaan yang diinginkan merupakan unsur sebuah budaya. Maka, aspek sosial ditinjau dari hubungan antarindividu, antar masyarakat serta aspek budaya ditinjau dari proses pendidikan manusia tersebut melalui materi yang dipelajari, cara belajarnya, bagaimana kegiatan belajarnya, bentuk-bentuk belajar serta pengerjaannya. Pendidikan pada hakikatnya adalah kegiatan sadar dan disengaja secara penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan yang dilakukan secara bertahap berkesinambungan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah tangga, sekolah, masyarakat). Masalah yang dibahas dalam bahan ini : 1. Sosiologi dan pendidikan. 2. Kebudayaan dan pendidikan. 3. Masyarakat Indonesia dan pendidikan. 4. Dampak konsep pendidikan di Indonesia. PEMBAHASANNYA ….. Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu lahir. Langeveld mengatakan “setiap bayi yang lahir dikaruani potensi sosialitas atau kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur saling memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja, 2005:18). Aktivitas sosial tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok. Di dalam interaksi ini ada keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi, 2003:13). Langeveld dalam Abu Ahmadi menyatakan, tiap-tiap pergaulan orang dewasa (orang tua) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. (2003:15). Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, selain mempelajari cara manusia berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya serta susunan dan keterkaitan unit-unit masyarakat atau unit sosial dalam suatu wilayah (Made Pidarta, 2000:145). Dapat pula dikatakan ilmu ini merupakan analisa ilmiah terhadap proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut SEKOLAH. Sekolah sengaja dibentuk oleh masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif (Umar Tirtarahardja, 2005:95). Menurut Made Pidarta, pembentukan karakter berdasarkan interaksi sosial melalui empat bentuk : 1. Imitasi (peniruan) 2. Sugesti (meniru melalui himbauan atau paksaan) - 3. Identifikasi (meniru berdasarkan hal-hal kecocokan dalam diri subyek) 4. Simpati (meniru berdasarkan kesenangan) menurut Karyono, pembentukan karakter manusia melalui interaksi sosial ditambahkan menjadi : 1. Empati 2. Introspeksi Interaksi antar individu, antar kelompok, terjadi karena ada aksi dan reaksi (dalam fisika dinyatakan sebagai Hukum 3 Newton), yaitu hubungan antara gaya dua benda yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Interaksi ini terjadi dalam dunia persekolahan sebagai bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter peserta didik. Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya, seperti : budaya berpakaian, budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis, budaya mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya yang lain yang terjadi dari interaksi sosial tersebut. Nah, yang menjadi permasalahannya. Sebagai landasan pendidikan, peran dan pandangan sosial budaya dari kacamata Islam dan Kristen ~ sebagaimana aturan atau norma agama termasuk aturan yang mengikat keteraturan harmonisasi hubungan antar individu dan antar kelompok yang perlu dibahas serta dipertajam keberadaannya agar berbagai macam budaya dan latar belakang sosial yang dibawa oleh peserta didik tidak berbenturan. Secara normatif benturan-benturan sosiokultural dapat di-enkulturasi dan di-asimilasi dalam Budaya Pancasila sebagaimana butir-butir sila yang ada dan sudah dijalan sejak dulu kala, namun perkembangan kemajuan, perkembangan zaman, perkembangan pergaulan masyarakat lokal, nasional, regional, global menuntut adanya peningkatan hubungan tersebut. Aspek-aspek benturan antara nilai-nilai barat dan timur tidak dapat dihindari lagi, namun dapat disaring dan disesuaikan agar beresonansi dengan aspek sosial budaya yang sudah berakar dan berkembang di masyarakat Indonesia terutama dalam kaitannya dengan dunia pendidikan ini. Sistem pendidikan Barat sangat menginginkan adanya pluralisme, keberanekaan aspek kehidupan boleh-boleh saja tetapi tetap satu saja tujuannya ~ bahkan ada yang menyatakan Agama itu berbeda-beda tetapi tetap saja sama hakikatnya. (Nah, inilah bahaya pluralisme tersebut). Adat istiadat dan budaya yang terserap dalam pluralisme itu yang perlu diantisipasi, untuk diselaraskan sebagian dengan nilai-nilai adat, aturan, norma yang sudah lama berlaku di masyarakat. Sementara menurut falsafah negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu jua ~ menggambarkan adanya masyarakat pluralistis (memiliki sifat-sifat kemajemukan). Sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, pemeluk agama Hindu dan Buddha serta Islam dapat bergandengan tangan, bersatu, bergabung membentuk cikal-bakal Negara Indonesia. Hingga zaman modern, Negara Republik Indonesia menyatakan di dalam UUD 1945 melindungi keberagaman agama dan aliran kepercayaan di Indonesia dengan berbagai macam perbedaan ritual, adat, budaya, dan lain-lain. Juga memberikan jaminan keamanan kepada berbagai suku daerah di Indonesia untuk berkembang dan mengembangkan budayanya dengan tetap menjaga stabilitas dan harmonisasi tanpa benturan yang mengarah pada konflik fisik dan cenderung kriminalis. Dari sekian banyak norma yang berlaku di masyarakat, hanya norma Agama yang memiliki ikatan dan belengu yang kuat untuk tetap mempererat kebersatuan masyarakat Indonesia dalam ke-Bhinneka-an tersebut, salah satunya sebagai landasan sosial budaya pendidikan dipandang secara Islam dan Kristen. Yang perlu dipandang sekarang adalah Bagaimana Pandangan Islam maupun Kristen serta agama yang lain mengelola sosial budaya peserta didik atau individu pelaku dunia pendidikan, khususnya di sekolah atau lembaga pendidikan yang ada ?

SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA

SISTEM SOSIAL BUDAYA Suatu sistem sosial pada dasarnya tiada lain adalah suatu sistem daripada tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi diantara berbagai individu yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Adapun standar penilaian umum tersebut adalah ada yang dikenal sebagai norma-norma sosial. Norma-norma sosial itulah yang sesungguhnya membentuk struktur sosial. Pendapat Talcott Persons memberikan definisi tentang sistem sosial, 1) yaitu suatu proses interaksi di antara para pelaku sosial (actor), yang merupakan struktur sistem sosial adalah struktur relasi antara para pelaku sebagaimana yang terlibat dalam proses interaksi, dan yang dimaksudkan dengan sistem itu ialah suatu jaringan relasi tersebut. Uraian Parsons tersebut di atas menjelaskan bahwa satuan yang utama dari sistem sosial terdiri atas kolektivitas dan peran. Pola utama lebih jelasnya mengaitkan satuan-satuan adalah nilai-nilai dan norma. Berbagai jenis status atau posisi dan peranan yang saling terkait itu dari mereka yang berinteraksi (dalam keluarga, pertemuan, penjara, universitas, kelompok dan masyarakat) dapat dianggap sebagai sistem sosial karena mereka membentuk suatu keseluruhan yang bersatu dengan memperhatikan nilai-nilai dan tujuan serupa. Uraian Parsons tersebut di atas menjelaskan bahwa satuan yang utama dari sistem sosial terdiri atas kolektivitas dan peran. Pola utama lebih jelasnya mengaitkan satuan-satuan adalah nilai-nilai dan norma. Berbagai jenis status atau posisi dan peranan yang saling terkait itu dari mereka yang berinteraksi (dalam keluarga, pertemuan, penjara, universitas, kelompok dan masyarakat) dapat dianggap sebagai sistem sosial karena mereka membentuk suatu keseluruhan yang bersatu dengan memperhatikan nilai-nilai dan tujuan serupa. Tujuan analisis membedakan atau dapat dibedakan antara sistem sosial dengan sistem budaya dan kepribadian. Sistem Kepribadian dimaksudkan aspek-aspek kepribadian manusia yang memiliki kesan terhadap tingkah laku para individu. Sistem Budaya itu meliputi kepercayaan, sistem nilai-nilai dan norma, ekspresi keindahan, dan cara berkomunikasi. Sistem Sosial merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. 1. Herbert Spencer menganggap masyarakat itu sebagai organisme yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantungan karena memiliki fungsinya masing-masing dalam keseluruhan. Kita telaah sebuah kendaraan bus ini sedang melaju mempunyai roda, mesin, lampu, rem, sopir, dan penumpang. Bila menghendaki bus tersebut berfungsi secara lancar maka komponen-komponen di atas harus ada. satu komponen saja dapat menyebabkan bus itu tidak berfungsi secara baik. Komponen-komponen bus itu dapat diibaratkan dengan komponen-komponen masyarakat sebagai sistem sosial. Sebagai contoh, roda diibaratkan sebagai sumber perekonomian. Mesin diibaratkan sebagai pemerintah yang menjadi dinamisator atau penggerak masyarakat. Lampu diibaratkan sebagai pendidikan yang berfungsi sebagai alat penerangan, sebagai sumber pengetahuan yang memberi jawaban tentang hal-hal yang tidak jelas, dan untuk membuka tabir kegelapan dalam masyarakat. Kemudi dan rem dapat diibaratkan sebagai agama atau norma-norma yang akan berfungsi menentukan arah dan gerak pembangunan, serta mencegah gerak tersebut terlalu cepat atau menyimpang. Penumpang dapat diibaratkan sebagai keluarga-keluarga dalam masyarakat dimana terdapat kelas-kelas, baik ditinjau dari penguasaan sumber daya, tingkat sosial dan kekayaan dan lain-lain. Selanjutnya, sopir atau pimpinan masyarakat tersebut yang mengendalikan geraknya. Suatu sistem sosial yang menjadi pusat perhatian berbagai ilmu sosial pada dasarnya wadah dari proses-proses pola interaksi sosial. 2. Banyak orang mengartikan konsep sistem kebudayaan itu dalam arti yang terbatas sebagai sebuah pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan dan dengan singkat, sistem kebudayaan adalah kesenian. Dalam arti seperti itu konsep sistem kebudayaan memang terlalu sempit. Sebaliknya para ahli sosial mengartikan konsep sistem kebudayaan tersebut dalam arti amat luas, yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang berakar kepada nalurinya dan karena itu, hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar Unsur-unsur terbesar dari kebudayaan yang universal yang pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia, baik yang hidup dalam masyarakat pedesaan yang terpencil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Unsur-unsur yang universal itu merupakan isi dari kebudayaan yang ada di dunia ini adalah : 1. Sistem religi dan upacara keagamaan, 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan, 3. Sistem pengetahuan, 4. Bahasa, 5. Kesenian, 6. Sistem mata pencaharian hidup, 7. Teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur kebudayaan universal itu mencakup seluruh kebudayaan makhluk manusia dimanapun juga di dunia dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsepnya. Adapun perbedaannya terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat lain di dalam perkembangannya untuk memenuhi segala keperluan masyarakat. Dalam hubungan ini, maka biasanya diberi nama “peradaban” (civilization). Dalam taraf perkembangan teknologi yang lebih tinggi sering pula istilah peradaban dipergunakan untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistim teknologi seni bangunan, seni rupa, sistim kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Pengertian Sistim Sosial Budaya Definisi sistim sosial budaya banyak diterima karena kenyataannya suatu sistem terdiri atas beberapa sub sistem atau bagian. Contoh sistem sosial atau (sistim kemasyarakatan sebagai wadah kehidupan bersama manusia yang berproses) dapat terdiri atas beberapa sub sistem yaitu sub sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan lain sebagainya. Komponen-komponen atau sub sistem itu saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Tatang M. Amirin menyatakan bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani; systema, yang mempunyai pengertian sebagai berikut. (1) Suatu hubungan yang tersusun atas sekian banyak bagian dan, (2) Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. Jadi, systema itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Apakah pengertian sosial budaya itu? Pengertian sosial budaya mengandung makna sosial dan budaya. Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau kelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya

Tugas Telaah

SITI PEBRIANTI TUGAS TELAAH KURIKULUM 2.Setiap kurikulum perlu menerapkan landasan atau asas filosofis,psiokologis, sosiologis,dan asas ilmiah iptek serta asas organisator/Saudara kemukakan secara garis besar asa- asa kurikulum tersebut. Jawaban • Landasan filosofis Landasan filosofis sebagai salah satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan berhubungan dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang “sesuatu” yang berkaitan dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Menurut Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan mempunyai makna: 1.Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila. 2 .Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan Pancasila. 3. Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila. • Asas psikologis Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghmbat kemuan belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakiki proses belajar mengajar dan tingkat-tingkat perkembangan peserta didik. Kurikulum pada dasarnya disusun agar peerta diik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dlm proses belajar mengajar akan lebih meningkatkan keberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang mengabaikan faktor psiklogis peserta didik • Asas sosiologis Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunaka dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingakt sekolah atau bahka tingkat pengajaran • . Landasan Ilmiah dan Teknologis Pendidikan berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan, sehingga haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu.Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut. Salah satu misi pendidikan adalah membekali peserta didik agar dapat mengembangkan iptek. Hubungan timbal balik antara pendidikan dan iptek, yaitu, kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan iptek dan perkembangan iptek akan berpengaruh pada perkembangan pendidikan • Asas Organisatoris Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akandisajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukahdiusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalambentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukahdiusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasiakan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran,sedangkan penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung memilih kurikulum terpadu Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum.Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum: 1. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah(separated subject curriculum) 2. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan(Correlated curriculum) 3. Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata pelajaran(integrated curriculum)

LAPORAN BK KELOMPOK

BIMBINGAN KELOMPOK “Memahami Karakteristik Anak dalam Mengatasi Masalah Belajar” Tugas ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah “BK Kelompok” Dosen Pengampu : G. Edi Partoyo, M.Pd DI SUSUN OLEH : Siti Pebrianti 1110500144 III C/BK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2011/2012 RENCANA PROGRAM PELAYANAN (RPP) A. Identitas Bimbingan Meliputi : 1. Jenis Bimbingan : Pribadi, Sosial 2. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan 3. Kelas/Semester : X/II 4. Tujuan :Siswa dapat memahami dan mengembangkan karakteristik yang dimiliki dalam memecahkan suatu masalah tentang belajarnya B. Indikator/ Kompetensi Dasar : - Siswa mampu mengembangkan karakteristik dan mengetahui tipe gaya belajarnya - Siswa mampu mengembangkan kreativitas belajar dengan karakteristik atau gaya belajar yang dimilikinya - Siswa mampu berfikir positif - Siswa mampu memahami manfaat kelompok dalam mengatasi suatu permasalahan C. Rencana Pelaksanaan/Uraian Kegiatan : 1) Uraian Kegiatan atau Langkah-langkah : a. Pertemuan Pertama -Guru BK menerangkan karakteristik anak dalam belajar (gaya belajarnya) agar siswa dapat mengatasi masalah belajarnya. -Guru BK memberikan (membagikan) angket gaya belajar dengan jumlah 35 pertanyaan, untuk memberikan penguatan pada siswa tipe gaya belajar atau karakteristik siswa yang seperti apa yang baik untuk setiap masing-masing siswa karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. -Guru BK meminta siswa agar menulis nomor yang sudah dilingkari siswa dalam angket yang dibagikan untuk dibahas lagi pada pertemuan kedua. b. Pertemuan Kedua -Guru BK menyimpulkan materi atau angket yang sudah dibagikan pada siswa. -Guru BK menganalisis siswa itu dari pengisian angket yang sudah disebar pada pertemuan pertama, masuk dalam karakteritik atau tipe gaya belajar seperti apa siswa itu. -Guru BK memberikan motivasi pada siswa agar dapat mengembangkan kreativitas belajar. c. Pertemuan Ketiga -Guru BK membuatkan kelompok yang sesuai dengan gaya belajar atau karakteristik masing-masing siswa. -Guru BK memberikan permainan setelah mengelompokkan masing-masing siswa yang sesuai dengan gaya belajarnya, agar dapat melihat hasil perubahan dari pengelompokan karakteristik atau gaya belajar siswa apakah sudah sesuai, sangat sesuai atau bahkan kurang sesuai dengan yang diinginkan masing-masing siswa. 2) Materi Layanan : Terlampir D. Rencana Penilaian/Tindak Lanjut : 1) Penilaian : a. Penilaian Proses Melihat antusias siswa dalam mengikuti kegiatan b. Penilaian Hasil Melihat hasil/kesimpulan kegiatan yang dibuat siswa dalam bentuk tertulis 2) Tindak Lanjut : a. Setelah pelaksanaan kegiatan diberikan kesempatan pada siswa untuk konsultasi baik dalam kelompok maupun individu b. Pengamatan perkembangan peserta didik E. Catatan Khusus : Siswa diharapkan dapat mengembangkan kretivitas belajar dalam kemampuan minatnya karena sudah memiliki karakteristik dalam belajarnya atau gaya belajarnya yang diinginkan sehingga dapat mengatasi masalah belajarnya sendiri. LAPORAN BIMBINGAN KELOMPOK A. KEGIATAN Hari/Tanggal : Jumat, Sabtu, dan Senin/18,19, dan 21 Juni 2010 Pertemuan : 3 kali pertemuan Waktu : 14.20 – 15.15 Tempat : Ruang Kelas Hasil : Hasil yang dipeoleh dari petemuan kegiatan Bimbingan Kelompok ini adalah antara siswa dengan Guru pembimbing, mengakrabkan dengan anggotanya, setiap anggota mengemukakan topik yang ingin dibicarakan dan satu topik yang telah dibahas, diberikan pendapat tentang topic yang dibahas. B. ANALISIS KEGIATAN 1. PRAKTEK KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Kelompok ini berisikan empat tahap yaitu : a. Tahap Pembentukan Pada tahap ini dilakukan perkenalan antar anggota. Dalam kegiatan ini tempat duduk peserta juga diatur dengan membentuk lingkaran. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan salam dan ucapan terima kasih atas kehadiran anggotapada hari ini yang telah di sepakati. Lalu dilanjutkan dengan berdo’a. Setelah berdoa dilanjutkan dengan menjelaskan : 1) Pengertian dan Tujuan Bimbingan Kelompok Bimbingan Kelompok adalah bimbingan yang diberikan secara kelompok untuk memberikan informasi guna membantu anggota dalam menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Tujuannya adalah memberikan wawasan, pandangan, dan pemahaman pada anggota terhadap topic yang dibahas. Selain itu melatih anggota agar mampu berbicara didepan banyak orang, berani mengemukakan pendapat, saran, dan tanggapan didepan anggota lain. 2) Cara Pelaksanaan Masing-masing anggota diminta secara sukarela untuk berbicara, mengeluarkan perasaan-perasaannya, pendapat, saran, dan tanggapannya dengan terbuka. Pada saat salah satu anggota sedang mengemukakan pendapatnya, anggota yang lain mendengarkan dengan baik. 3) Asas yang perlu dilaksanakan a) Asas Kesukarelaan Semua anggota dapat mengeluarkan pendapat dan tanggapannya secara sukarela dan spontan tanpa adanya paksaan. b) Asas Keterbukaan Anggota kelompok dapat mengutarakan perasaan-perasaan, saran, dan pendapatnya secara terbuka. c) Asas Kenormatifan Ketika ada anggota kelompok yang sedang berbicara, anggota yang lain mendengarkan. b. Tahap Peralihan Pada tahap ini tidak ada keengganan pada masing-masing anggota karena mereka sudah saling mengenal anggota satu sama lain. Ini terlihat dari kesiapan anggota untuk segera memulai pada tahap kegiatan. c. Tahap Kegiatan Kegiatan ini berjalan dengan baik dan tidak ada kendala yang cukup berat. Maka setiap anggota bebas mengemukakan topik yang ingin dibahas secara bergantian. Tetapi hampir semua siswa mengemukakan topic tentang belajar. Setelah anggota selesai mengusulkan topik yang disampaikan, kemudian pemimpin kelompok meminta anggota untuk membahas Bagaimana Cara Memahami Karakteristik Anak dalam Mengatasi Masalah Belajar. • Cara Memahami Karakteristik Anak dalam Mengatasi Masalah Belajar Awalnya salah satu diantara yang mengemukakan topik mengatasi masalah belajar diminta mengungkapkan alasan mengapa mengusulkan topik tersebut. Kemudian anggota diberi kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapat, usul, dan saran. Kesimpulan dari semua yang dikemukakan adalah sebagai berikut : Isi Bahasan : 1) Memahami setiap karakteristik atau gaya belajar yang dimiliki anak dalam mengatasi masalah belajar 2) Definisi gaya belajar 3) Manfaat gaya belajar untuk anak 4) Langkah Guru BK agar siswa dapat memahami karakteristik atau gaya belajarnya sehingga dapat mengatasi masalah belajar yang dialami masing-masing siswa • Pendapat Anggota 1) Dita berpendapat bahwa belajar harus didasari dengan niat kita, karena dengan begitu kita akan lebih memahami materi yang ada 2) Yanti berpendapat bahwa belajarlah dari pengalaman kita sendiri, sehingga dapat menentukan mana belajar yang baik dan yang salah 3) Rini berpendapat bahwa setiap karakter yang dimiliki setiap anak merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam belajar 4) Mifta berpendapat bahwa kita haruslah rajin dalam belajar, agar tidak mengalami permasalahan dalam belajar 5) Desi berpendapat bahwa motivasi adalah salah satu faktor dalam belajar 6) Rifai berpendapat bahwa setiap anak lebih memahami karakter yang ada di dalam dirinya dalam belajar d. Tahap Pengakhiraan Untuk tahap pengakhiran, pemimpin kelompok memberitahukan bahwa kegiatan akan segera diakhiri karena waktu yang disepakati akan segera berakhir dan tidak mungkin untuk dilahjutkan. Kemudian pemimpin kelompok meminta anggotanya untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh pada kegiatan ini. Dan terakhir, anggota tidak lupa diminta untuk mengungkapkan pesan dan kesan setelah melaksanakan layanan ini. Tidak lupa pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota kelompok yang meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok dan kemudian berdo’a bersama-sama. Setelah berdo’a selesai, semua anggota kelompok menyanyikan lagu perpisahan bersama. 2. HASIL YANG DIRASAKAN OLEH PEMIMPIN KELOMPOK Hasil yang diperoleh dari kegiatan Bimbingan Kelompok ini adalah anggota dapat belajar dan dapat mengetahui bahwa sebenarnya Bimbingan Kelompok tidak hanya memberitahu informasi tetapi juga menambah wawasan, bertukar pikiran dan membahas topik yang menarik. a. Komunikasi antar anggota dengan pemimpin kelompok berjalan dengan baik meskipun terkadang anggota terkesan sering bercanda dan ada rasa malunya tersendiri. b. Sarana/prasarana Sarana dan prasarana yang disiapkan oleh pemimpin kelompok dalam kegiatan Bimbingan Kelompok ini meliputi tempat/ruang untuk berjalannya kegiatan, buku panduan, minuman dan makanan kecil. MATERI LAYANAN • MEMAHAMI SETIAP KARAKTERISTIK ATAU GAYA BELAJAR ANAK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR Pada dasarnya setiap karakteristik atau gaya belajar antara anak yang satu dengan anak yang lain itu berbeda. Untuk hal itu dibutuhkan pemahaman bagi anak atau siswa agar dapat memahami karakteristik atau gaya belajarnya sehingga dapat mengatasi masalah belajar yang dihadapinya nanti. Berikut ini ada beberapa macam gaya belajar untuk memahami setiap karakteristik atau gaya belajar anak dalam mengatasi masalah belajarnya : 1. Gaya Belajar Visual Adalah gaya belajar dengan cara melihat, menitikberatkan ketajaman penglihatan, yaitu bukti-bukti kongkret yang harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa memahaminya. Anak yang mempunyai cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar visual adalah : - belajar dengan cara melihat - selalu mengatakan “ saya lihat ” - rapi dan teratur - berbicara dengan cepat - mementingkan penampilan, baik dalam pakaian maupun presentasi - biasanya tidak terganggu oleh keributan - lebih suka membaca daripada dibacakan - mencoret-coret tanpa arti selama belajar/telefon - lebih suka demonstrasi daripada berpidato - sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya/tidak - mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya - lebih cepat dalam mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 2. Gaya Belajar Auditorial Adalah gaya belajar dengan cara mendengar untuk menyerap suatu informasi/pengetahuan. Anak yang mempunyai cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan_kaset. Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar auditorial adalah: - belajar dengan cara mendengar - sering mengatakan “ saya dengar ” - sering berbicara kepada diri sendiri saat belajar - mudah terganggu oleh keributan - sering menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan yang ada didalam buku pada saat dia membaca ( menggumam ) - merasa kesulitan untuk menulis misalnya dalam tugas yang isinya menggunakan tulisan dalam membuat cerita, karya ilmiah atau yang lain. Namun, anak ini akan hebat dalam bercerita di depan orang atau bersama teman-temannya - lebih suka gurauan lisan daripada gurauan yang ada di komik - cara bicaranya yaitu berirama dan berpola ( lambat/pelan ) - belajar dengan cara mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang sudah dilihatnya - suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar - dapat menirukan warna, irama dan nada suara 3. Gaya Belajar Kinestetik Adalah gaya belajar yang mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu, dengan begitu ia dapat memperoleh informasi tertentu dan bisa mengingatnya dengan mudah. Anak yang mempunyai cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar kinestetik adalah : - berbicara dengan perlahan - belajar dengan cara melakukan sesuatu - memainkan tangan ketika berbicara - selalu mengatakan “ saya rasa ” - menanggapi perhatian fisik - menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka - berdiri mendekat ketika berbicara dengan orang - selalu berorientasi pada fsik dan banyak bergerak - menghafal dengan cara berjalan dan melihat - menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca - banyak menggunakan isyarat tubuh - sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah ketempat itu - kemungkinan tulisannya jelek - tidak dapat diam jika disuruh duduk dalam waktu yang lama • DEFINISI GAYA BELAJAR Definisi gaya adalah suatu cara yang dapat dilakukan yang menyebabkan untuk melakukan sesuatu hal. Sedangkan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan mempunyai peran penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku perilaku individu. Sedangkan, Menurut Moh. Suryo (1977) ; Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Whiterington (1952) ; Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Dalam hal ini belajar merupakan perubahan perilaku yang disebabkan oleh individu yang mengadakan interaksi lingkungan. Akan tetapi ternyata tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar artinya ada perubahan perilaku yang dipandang bukan sebagaihasil belajar. Kondisi tertentu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya di alami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pintar dan cerdas. Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Menengah Atas dapat dikelompokkan kepada murid yang mengalami : 1) Keterlambatan akademik Yaitu murid yang diperkirakan memiliki intelegensi cukup tinggi tetapi tidak dapat di manfaatkan secara optimal. 2) Ketercepatan dalam belajar Yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki IQ 130 bahkan lebih. 3) Sangat lambat dalam belajar Yaitu keadaan murid yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu di pertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. 4) Kurang motivasi belajar Yaitu keadaan murid yang kurang semangat dalam belajar, berarti disini keadaan murid seolah-olah tampak jera dan malas. 5) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar Yaitu kondisi murid yang kegiatannya atau perbuatan belajar sehari-hari dengan menyukai hal-hal menunda-nunda tugas, suka mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui. 6) Sering tidak masuk sekolah Yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya. Oleh karena itu diperlukan agar setiap anak dapat memahami gaya belajar atau karakteristiknya sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam belajar. Karena gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi didalam proses pembelajaran. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana anak menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. • MANFAAT GAYA BELAJAR UNTUK ANAK 1. Keuntungan Akademik - memaksimalkan potensi belajar anda - dapat berprestasi pada semua tingkat pendidikan - memahami cara belajar terbaik dan bisa mendapatkan nilai lebih baik pada ujian dan tes - mengatasi keterbatasan belajar dalam kelas - mengurangi frustasi dan tingkat stres bagi siswa - mengembangkan strategi belajar anda untuk lebih efisien dan efektif 2. Keuntungan Pribadi - meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri - mempelajari cara-cara terbaik dalam menggunakan keunggulan otak anda - mendapatkan wawasan mengenai kekuatan serta kelemahan diri anda - mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih dalam agar materi yang diterima bisa dipahami - mengembangkan motivasi untuk belajar - mempelajari bagaimana cara memaksimalkan kemampuan serta ketrampilan alami yang dimiliki oleh anda • LANGKAH GURU BK AGAR SISWA DAPAT MEMAHAMI KARAKTERISTIK (GAYA BELAJARNYA) DAN DAPAT MENGATASI MASALAH BELAJAR YANG DIALAMI NANTI 1) Peran Guru BK disini adalah menerangkan apa yang dimaksud karakteristik atau gaya belajar sehingga siswa dapat memiliki pandangan dan memahami macam gaya belajar yang ada dan kira-kira siswa tersebut akan memiliki gambaran setelah ditengkan oleh Guru BK, bahwa selama ini cara belajarnya seperti ini dan termasuk dalam gaya belajar ini. Dan membuat siswa mampu untuk mengatasi masalah belajar yang dialaminya karena mengetahui gaya belajarnya. 2) Peran Guru BK selanjutnya yaitu agar setiap siswa bisa mengetahui masing-masing gaya belajarnya yang sesuai, maka Guru BK akan memberikan angket yang akan diisi oleh siswa. Dan sebelumnya Guru BK menjelaskan bahwa ini bukanlah soal jadi semua jawaban adalah benar. Jadi isilah dengan memberi lingkaran pada nomor yang anda setujui, dan benar-benar merupakan kebiasaan kalian. Dibawah ini adalah angket yang diberikan oleh Guru BK pada siswa, agar dapat memahami gaya belajarnya masing-masing apakah termasuk Auditorial, Visual, atau Kinestetik. PETUNJUK MENGERJAKAN: 1. Beri Lingkaran pada nomor yang anda setujui, dan benar-benar merupakan kebiasaan kalian. 1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di kaset daripada membaca buku. 2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu. 3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan pelajaran/penjelasan. 4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi. 5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku. 6. Saya selalu dapat menunjukkan arah Utara atau Selatan di manapun saya berada. 7. Saya suka menulis surat, jurnal, catatan atau buku harian. 8. Saat berbicara, saya suka mengatakan, “saya dengar, itu kedengarannya bagus, itu bunyinya bagus”. 9. Ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur. 10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan tangan saya. 11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar. 12. Ketika mendengar orang lain berbicara, saya biasanya membuat gambar dari apa yang saya yang mereka katakan dalam pikiran saya. 13. Saya suka olahraga dan rasanya saya adalah olahragawan yang baik. 14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan kawan saya saat berbicara di telepon. 15. Tanpa musik, hidup amat membosankan. 16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat dengan mudah berbicara dengan siapapun. 17. Saat melihat objek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali obyek yang sama walaupun posisi obyek itu diputar/diubah. 18. Saya biasanya mengatakan, “saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini. 19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering sekali melihat pengalaman itu dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya. 20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu. 21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu. 22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis. 23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di depan telepon atau dalam suatu pertemuan/santai. 24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan ( memperagakan /melakukan gerakan ) daripada membuat catatan tertulis atas suatu kegiatan. 25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan. 26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan. 27. Saya lebih suka membaca daripada menulis. 28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi. 29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya baca. 30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya. 31. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saya saat sedang nonton TV. 32. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya. 33. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan. 34. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekan/melakukan. 35. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama. 3) Guru BK menyuruh siswa untuk menulis nomor berapa saja yang dilingkari, kemudian Guru BK mulai menyimpulkan materi dari angket yang sudah dikerjakan oleh siswa yaitu menjelaskan hasil angket yang ada bahwa : 1. siswa yang memiliki tipe gaya belajar visual adalah siswa yang melingkari nomor angket : ( 2,3,6,7,12,17,19,23,25,30,31,33 ). 2. siswa yang memiliki tipe gaya belajar auditorial adalah siswa yang melingkari nomor angket : ( 1,4,8,11,14,15,16,20,22,27,32,34 ). 3. siswa yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik adalah siswa yang melingkari nomor angket : ( 5,9,10,13,18,21,24,26,28,29,35,36 ) 4) Guru BK mulai menegaskan tentang gaya belajar yaitu dengan memberikan Tips Gaya Belajar untuk siswa, agar siswa memiliki gambaran lebih dan mulai fokus sehingga dapat memanfaatkan dan menggunakan gaya belajarnya baik Auditorial, Visual atau Kinestetik. Berikut Tips Gaya Belajar yang diberikan Guru BK agar siswa lebih memahami cara belajarnya nanti : 1. Gaya Belajar Visual Siswa yang memiliki gaya belajar visual disarankan agar dalam belajarnya menggunakan cara-cara dibawah ini : - belajar dengan gerakan tubuh - belajar dengan grafik/diagram - belajar melalui komputer - belajar lewat poster - belajar dengan membaca buku/majalah - belajar dengan menggunakan tulisan beraneka warna - belajar dengan mind mapping adalah belajar dengan cara mengembangkan kegiatan berpikir kesegala arah dan menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. 2. Gaya Belajar Auditorial Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial disarankan agar dalam belajarnya menggunakan cara-cara dibawah ini : - belajar dengan bertanya kepada guru atau kawan yang dianggap lebih memahami materi pelajaran - belajar dengan membaca (dengan suara keras) - belajar dengan rajin berangkat ke sekolah - belajar dengan cara role play adalah belajar seperti sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan dan kesenangan - belajar dengan musik yang disukai - belajar dengan kerja kelompok (belajar bersama teman) - belajar dengan cara mendengarkan 3. Gaya Belajar Kinestetik Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik disarankan agar dalam belajarnya menggunakan cara-cara dibawah ini : - belajar dengan cara field trip adalah belajar dengan sebuah progaram yang dirancang dengan sedemikian rupa dan menggabungkan beberapa unsur kegiatan seperti: outbond, sosial kemasyarakatan, lingkungan hidup - belajar dengan cara high light adalah belajar dengan bagaimana cara menyajikan kode program dengan warna berbeda - belajar sambil berjalan - belajar dengan cara mind mapping adalah belajar dengan cara mengembangkan kegiatan berpikir kesegala arah dan menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut - belajar dengan menggunakan gerakan tubuh - dan belajar dengan mencoba segala hal yang baru dan menyenangkan bagi anda 5) Peran Guru BK dalam memotivasi belajar siswa agar tidak mengalami masalah dalam belajar, perlu adanya dukungan dari pihak lain yaitu Guru, Konselor, dan staf sekolah lainnya agar lebih meningkatkan motivasi siswa dalam belajar melalui prosedur yang dilakukan yaitu : - Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Karena dengan hal ini siswa akan terdorong untuk belajar jika ia mengetahui tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai. - Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan, dan minat siswa. - Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang, dan menyenangkan bagi siswa. - Memberikan hadiah (reward) dan hukuman (punishment) yang bersifat membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan. - Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa. - Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan menjengkelkan. - Melengkapi sumber dan peralatan belajar. 6) Setelah siswa mengetahui gaya belajarnya masing-masing yaitu ada yang Auditorial, Visual, dan Kinestetik. Maka Guru BK kemudian membuatkan sebuah kelompok yang sesuai dengan gaya belajarnya, yaitu yang visual duduk sebelah kanan, auditorial ditengah, dan kinestetik disebelah kiri. 7) Setelah adanya pembagian kelompok seperti itu, Guru BK melanjutkan dengan sebuah permainan untuk semua tipe gaya belajar yang ada di dalam ruangan kelas. Hal ini dilakukan oleh Guru BK untuk melihat seberapakah hasil perubahan yang terjadi jika siswa dengan gaya belajar yang sama dikelompokkan dengan yang sama bila dibandingkan siswa duduk acak dengan berbagai tipe gaya belajar yang berbeda. Berikut permainannya di bawah ini : PERMAINAN MENARI, MENARA, DAN MERANA 1. Cara Bermain : - Semua siswa disuruh untuk berdiri baik tipe gaya belajar auditorial, visual, dan kinestetik - Guru BK menyontohkan sebentar cara bermainnya yaitu jika Guru BK mengatakan kata “Menari” maka siswa harus merentangkan tangannya ke samping, jika mengatakan “Menara” maka siswa harus mempraktikkan tangannya keatas, dan jika mengatakan “Merana” maka siswa harus meletakkan tangannya dibawah seperti posisi tegap. - Setelah mencontohkan cara permainannya maka Guru BK dengan pelan mengatakan kata Menari atau Menara atau Merana dan gerakannya yang melakukan adalah siswa. Disini Guru BK memulai kata dengan alunan pelan sampai cepat untuk membuat konsentrasi anak fokus dalam permainan yang ada. 2. Catatan : Mengapa dilakukan permainan ini karena ketika dalam permainan Menara, Menari, dan Merana ini banyak anak yang salah dalam melakukan gerakannya. Karena permainan dilakukan dengan pelan , cepat (bergantian). Dalam hal ini ternyata anak yang memiliki gaya belajar Auditorial lebih focus dan konsentrasi terhadap suara yang Guru BK katakana dan benar mempraktekannya. Kenapa karena gaya belajar tipe anak Auditorial adalah mendengarkan sehingga gerakan yang mereka lakukan lebih tepat dibandingkan gaya belajar kinestetik dan visual. Pada dasarnya tipe gaya belajar visual juga dapat mengikuti dengan baik tapi jika ada bantuan dari orang lain yang mengatakan dan mempraktikan gerakan itu langsung. Karena tipe gaya belajar visual adalah dengan melihat baru melakukan. Begitu juga gaya belajar kinestetik akan lebih baik jika dilakukan hanya dengan gerakan saja, dia akan lebih cepat dan cekatan jika belajar langsung dengan sesuatu yaitu gerakan yang aktif. Jadi pada dasarnya setiap gaya belajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung bagaimana kita sebagai siswa untuk menyiasati belajar yang menyenangkan sesuai dengan keinginannya dan menghasilkan nilai yang baik. Jadi pahami betul belajar yang anda suka dan terapkan jika anda melakukan belajar, agar lebih efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam belajar dan bukan masalah belajar yang didapat. LAMPIRAN MASUKAN ATAU PERTANYAAN DARI TEMAN-TEMAN 1. Hutomo Bimo ( III D/BK) Masukan : Sebaiknya ketika mempresentasikan berdiri! Jawaban : Terimakasih untuk mas Tomi yang sudah memberikan masukannya yaitu dengan maksud agar kelompok kami lebih baik lagi dalam presentasi. Terima kasih….. 2. Adhika Prihastanto ( III C/BK) Pertanyaan : Bagaimana cara pengkondisian kelas yang baik? Jawaban : Terimakasih atas pertanyaannya mas Dika, ya seharusnya ketika Bimbingan Kelompok kondisi kelas haruslah tenang dan semua audience (siswa) mendengarkan apa yang disampaikan oleh anggota yang lain dan ketika Guru BK memberikan langkah-langkah untuk siswa agar didengarkan dan tenang, focus terhadap apa yang sedang dilakukan sehingga lebih efektif dan bermanfaat bagi siswa itu sendiri. 3. M. Asari ( III C/BK) Pertanyaan : Rasanya kurang efektif jika pertemuan dilakukan satu kali? Jawaban : Terimakasih atas pertanyaannya mas Ari, ia kami menyadari kalau rasanya pertemuan sekali agak kurang efektif, sehingga kami merubahnya menjadi tiga kali pertemuan untuk Memahami Karakteristik Anak dalam Mengatasi Masalah Belajar. Dan jika dari pertemuan itu masih ada siswa yang kurang dapat memahami kami menyediakan konseling individu ataupun hanyakonsultasi. Terimakasih banyak… 4. Sapto Wijaya ( III D/BK) Pertanyaan : Kayaknya jika pertemuan hanya satu kali tidak akan mengena, kurang efektif jika dilakukan satu kali. Jawaban : Terimakasih atas pertanyaannya mas Sapto, seperti yang sudah saya sampaikan di jawabannya mas Ari diatas. Tadinya kita memang melakukan pertemuan satu kali, tapi berhubung akan kurang efektif kami menjadikan pertemuannya menjadi tiga kali. Soal hasilnya bisa mengena apa tidak, dapat dilihat dari respon antusias siswa mengikuti Bimbingan Kelompok. Terimakasih….

DATANG PENUH RINDU u bukan yang dulu Datang penuh rindu Hadir dengan senyumku Menggenngam dengan kehangatanku Luka yang kau torehkan Buat cintaku berubah haluan Sakit hati yang kau goreskan Bawa cintaku karam di lautan Telah pudar warna cintaku Terhempas sang bayu Layu bunga rinduku Terpanggang api cemburu Ku tak ingin kita bersama Mendayung lagi perahu cinta Cintaku tak seperti dulu kala Tak seindah pelangi jingga..mmm by: andre klo da yg mau berteman...hubungin no ni ea.. 083180164202 email: andre_caver@yahoo.com add ea..

Ku bukan yang dulu
Datang penuh rindu
Hadir dengan senyumku
Menggenngam dengan kehangatanku

Luka yang kau torehkan
Buat cintaku berubah haluan
Sakit hati yang kau goreskan
Bawa cintaku karam di lautan

Telah pudar warna cintaku
Terhempas sang bayu
Layu bunga rinduku
Terpanggang api cemburu

Ku tak ingin kita bersama
Mendayung lagi perahu cinta
Cintaku tak seperti dulu kala
Tak seindah pelangi jingga..mmm

by: andre

klo da yg mau berteman...hubungin no ni ea..
083180164202
email: andre_caver@yahoo.com
add ea..

BK Kelompok

BK KELOMPOK Nama :Siti Pebrianti Kelas: 4 F NPM: 1110500144 1. Jelaskan perbedaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok 2. Dalam tahapan konseling kelompok,uraikan apa saja yang dilakukan oleh pemimpin kelompok pada masing masing tahap (pembentukan ,peralihan,kegiatan dan pengakhiran) 3. Uraikan sikap - sikap pemimpin kelompok Jawaban 1. Aspek Bimbingan Kelompok Konseling kelompok fungsi Pembahasan masalah atau topik topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagipara anggota kelompok.Jumlah anggota 10-15 Pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing masing anggota kelompok.jumlah anggota -+10 Peranan anggota Aktif membahas permasalahan atau topik umum tertentu serta berpartisipasi aktif dalamdinamika interaksi sosial Aktif membahas permasalahan atau topik umum tertentu serta berpartisipasi aktif dalamdinamika interaksi sosial Suasana interaksi Interaksi multi arah,mendalam banyak melibatkan aspek kognitif Interaksi multi arah dan tuntas dengan melibatkan aspek kognitif,afektif dan aspek aspek kepribadian lainnya Sifat isi pembicara Umum serta tidak rahasia Pribadi dan rahasia Lama dan frekuensi kegiatan Kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat perubahan dan pendalaman masalah atau topik Kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat pendalaman dan penuntasan pemecahan masalah Evaluasi dampak Pemahaman dan dampak kegiatan anggota Sejauh mana anggota yang masalah pribadinya dibahas merasa mendapatkan alternatif pemecahan masalahnya 2 Tahap Pembentukan Membina hubungan baik • Saling mngenal • Penerimaan kehadiran orang lain • Saling mempercayai • Kehangatan Usaha melibatkan dir • Menjelaskan pengertian bimbingan kelompok • Tujuan Bimbingan Kelompok • Manfaat Bimbingan Kelompok • Aspek psikologis (komunikasi,konflik,kerjasama,keterbukaan ,kecemasan dll) Norma Kelompok • Azaz bimbingan kelompok ex(keterbukaan,kerahasiaan,kenormatipan dan keyakinan) • Tata cara/aturan main dalam BKP dan KKP Penggalian Ide dan Perasaan • Menggali ide ide dan perasaan – perasaan • Usul usul ditampung • Perasaan yang masih mengganjal perlu diungkapakan sebelum dilanjutkan pada langkah sebelumnya • Untuk menjaga rasa positifanggota terhadap kelompok Tahap Peralihan Hal yang mungkin timbul • Ketegangan,resah,tertekan,ketidakseimbangan,penolakan,konfirmasi,keraguan,kecemasan,pertentangan,pertahanan,konflik • Konselor peka hubungan pribadi • Mengingatkan kembalali,pengertian,tujuan,norma KKP dan pemberian kesempatan untuk mengajukan pendapat Tahap Kegiatan • Menghilangkan keraguan dan membuka diri • Adanya interaksi anggota dan meningkat • Konselor sebagai pengamat dan fasilitator • Bebas dan nyaman mencoba menyampaikan pebndapat • Keterbukaan diri sendiri dan orang lain • Penerimaan • Saling percaya • Kohesifitas • Aktif • Menyadari nilai nilai kelompok Tahap Pengakhiran Langkah langkah penghentian 1. Orientasi kapan kelompok akan berakhir 2. Ringkasan pembahasan ulang 3. Merefleksikan pengalaman 4. Memproses kenangan 5. Mengevaluasi yang telah dipelajari 6. Menyatakan perasaan 7. Mengenali dan memahami diri sendiri 8. Dukungan menawarkan perubahan 9. Mengkonsolidasikan hasil 10. Membuat keputusan perilaku 11. Perasaan kehilangan ,sedih,berpisah dicampur harapan,kesenangan dan penyelesaian 3. Gross dan capuzzi ( 1991) Peran pemimpin kelompok : 1. PROVIDING (Pemeliharaan) 2. PROCESSING (Pemprosesan) 3. CATALIZING (Penyaluran) 4. DIRECTING (Pengarahan) Providing=Berarti konselor berperan sebagai pemelihara hubungan dan atmosfer/ iklim kelompok Misalnya :dorongan, semangat, kehangatan, penerimaan, ketulusan dan perhatian. Procesing=Peran konselor sebagai pihak yang memberikan penjelasan makna tiap-tiap proses. Misalnya: Memberikan ekplorasi, klarifikasi, interpretasi,kerangka kerja perubahan, mewujudkan perasaan dan pengalamannya dalam gagasannya. Catalizing=Peran konselor sebagai pihak yang mendorong interaksi dan mengekpresikan emosi, menjelaskan Misalnya: menggali perasaan, mengkonfrontasi, memberikan model Directing=Peran konselor dalam mengarahkan proses konseling Misalnya: membatasi topik, peran, tujuan, waktu,menghentikan proses, menegasakan prosedur

Tahapan dalam BK Kelompok

TAHAPAN DALAM BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK
 Tahap Pembentukan Pengenalan dan pengungkapan tujuan Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin di capai baik oleh masing-masing, sebagian maupun seluruh anggota.  Terbangunnya kebersamaan Dalam keadaan seperti ini peranan utama pemmimpin kelompok ialah merasang dan dan memantapkan keterlibatan orang-orang baru itu dalam suasana kelompok yang diinginkan. Keaktifan pemimpin kelompok Peranan pemimpin kelompok dalan tahap pembentukan hendaknya benar-benar aktif. Beberapa teknik Ada beberapa teknik yang dapat digunakan oleh pemimpin kelompk dalam tahap ini. Jika keterbukaan dan keikutsertaan para anggota itu dapat cepat tumbuh dan berkembang, mungkin teknik-teknik ini tidak perlu dipergunakan. Tujuan 1. Anggota memaknai pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka BKp dan/atau KKp. 2. Timbulnya suasan kelompok. 3. Timbulnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok. 4. Timbulnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu di antara para anggota. 5. Tumbhnya suasana bebas dan terbuka. 6. Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok. Kegiatan 1. Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka BKp dan/atau KKp. 2. Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok. 3. Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. 4. Teknik khusus. 5. Permainan penghatan/pengakraban. Peran pemimpin kelompok 1. Menampilkan doa dalam mengawali kegiatan. 2. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka. 3. Menampilkan penghormatan keapda orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati. 4. Sebagai contoh. Tahap Peralihan Setalah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh, kegiatan kelompok hendaknya di bawa lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju kegiatan kelompok yang sebenarnya. Tahap peralihan terdiri dari  Suasana kegiatan  Suasana ketidakseimbangan  Jembatan antara tahap I dan tahap III Tujuan 1. Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya. 2. Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan. 3. Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok. Kegiatan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh. 2. Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3. Membahas suasana yang terjadi. 4. Meningkatakan kemampuan keikutsertaan anggota. 5. Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembukaan). Peranan pemimpin kelompok 1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. 2. Tidak menggunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan atau permasalahan. 3. Mendorong di bahasnya suasana perasaaan. 4. Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati. Tahap Kegiatan Tahap ini ialah tahap inti kegiatan kelompk, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian sekasama dari pemimpin kelompok dan mendapatkan alokasi waktu yang besar.  Tahap ini sebagai kelanjutan tahap I dan II, dalam tahap ini adanya hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan baik, saling tukar pengalaman dan bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian, dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas.  Dinamika kelompok, sekarang kelompok benar-benar sedang mengarah pada pencapaian tujuan. Kelompok itu sedang berusaha menghasilkan sesuatu yang berguna bagi para anggotanya.  Kegiatan “kelompok bebas” • Pengemukaan permasalahaan • Pemilihan masalah/topik • Pembahasan masalah/topik  Kegiatan “kelompok tugas” • Mengemukakan permasalahan • Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan • Pembahasan  Kegiatan “pembahsan masalah klien” • Peserta dapat mengemukakan masalah pribadi • Menyelesaikan masalah tersebut dengan keikutsertaan anggota kelompok. a. Kelompok bebas Tujuan 1. Terungkapnya hanya secara bebas topik yang dirasakan, dipikirkan atau dialami oleh anggota kelompok 2. Terbahasnya topik secara mendalam dan tuntas. 3. Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahsan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. Kegiatan 1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahsan. 2. Menetapkan topik yang akan di bahas terdahulu. 3. Anggota mambahas topik secara mendalam dan tuntas. 4. Kegiatan selingan. Peranan pemimpin kelompok 1. Sebagai pengatur lalu lintasyang sabar dan terbuka. 2. Aktif tetapi tidak banyak bicara. 3. Memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati. b. Kelompok tugas Tujuan 1. Terbahasnya topik-topik yang ditugaskan secara mendalam dan tuntas 2. Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran atau perasaan. Kegiatan 1. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik untuk di bahas oleh kelompok 2. Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang dikemukakan pemimpin kelompok. 3. Anggota membahas topik tersebut secara mendalam dan tuntas. 4. Kegiatan selingan. Peranan pemimpin kelompok 1. Sebagai pengatur lalu lintasyang sabar dan terbuka. 2. Aktif tetapi tidak banyak bicara. c. Pembahasan masalah konseli Tujuan 1. Terbahasnya dan terentaskannya masalah konseli) yang menjadi anggota kelompok). 2. Ikut sertanya seluruh anggota kelompok dalam menganalisis masalah konseli serta mencari jalan keluar dan pengentasannya. Kegiatan 1. Setiap anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi yang perlu mandapatkan bantuan kelompok untuk pengentasannya. 2. Kelompok memilih masalah mana yang hendak di bahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga, dst. 3. Konseli (anggota kelompok yang masalahnya di bahas) memberikan gambaran yang lebih rinci masalah yang dialaminya. 4. Seluruh anggota kelompok ikut serta membahas masalah konseli melalui berbgai cara, seperti bertanya, menjelaskan, mengkritisi, memberi contoh, mengemukakan pengalaman pribadi, menyarankan. 5. Konseli setiap kali diberikan kesempatan untuk merespon apa-apa yang ditampilkan oleh rekan-rekan kelompok. 6. Kegiatan selingan. Peranan pemimpin kelompok 1. Sebagai pengatur lalu lintasyang sabar dan terbuka. 2. Aktif tetapi tidak banyak bicara. 3. Mendorong, menjelaskan, memberikan penguatan, menjembatani, mensinkronisasi, memberi contoh, (serta, jika perlu melatih konseli) dalam rangka mendalami permasalahan konseli dan mengentaskannya. Tahap Pengakhiran Jelaslah bahwa kegiatan suatu kelompok tidak dapat berlangsung terus menerus tanpa berhenti, setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap III, kegiatan kelompok ini menurun, dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatannya pada saat yang di anggap tepat. Tahap pengakhiran terdiri dari :  Frekuensi pertemuan  Pembahsan keberhasilan kelompok Tujuan 1. Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan. 2. Terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah di capai. 3. Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut. 4. Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan berakhir. Kegiatan 1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir 2. Pemimpin kelompok dan anggota kelompok engemukakan kesan dan hasil kegiatan. 3. Membahas kegitan lanjutan 4. Mengemukakan pesan dan harapan. Peranan pemimpin kelompok 1. Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka. 2. Memberikan pernyataan dan mengucapankan terima kasih atas keikutsertaan anggota. 3. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut. 4. Penuh rasa persahabatan dan empati. 5. Memimpin doa dan mengakhiri kegiatan.